Introduction

Firman Allah bermaksud,
Allah tidak memberati seseorang melainkan apa yang terdaya olehnya. Dia mendapat pahala kebaikan yang diusahakannya dan dia juga menanggung dosa kejahatan yang diusahakannya. (Mereka berdoa dengan berkata): Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau mengirakan kami salah jika kami lupa atau kami tersalah. Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau bebankan kepada kami bebanan yang berat sebagaimana yang telah Engkau bebankan kepada orang-orang yang terdahulu daripada kami. Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang kami tidak terdaya memikulnya dan maafkanlah kesalahan kami, serta ampunkanlah dosa kami dan berilah rahmat kepada kami. Engkaulah Penolong kami; oleh itu, tolonglah kami untuk mencapai kemenangan terhadap kaum-kaum yang kafir. (Surah Al-Baqarah ayat 286)

Thursday 30 December 2010

Kerana Allah Ta'ala

Sesungguhnya masih banyak lagi ilmu yang perlu saya pelajari, terutama ilmu yang berkaitan dengan ilmu Al-Qur'an dan hadith. Walaupun Al-Qur'an sering kita baca berulang-ulang kali, tetapi ilmu disebaliknya teramat luas, masih banyak lagi yang belum kita dalami dan selidiki... Belum termasuk lagi hadith-hadith Nabi yang mengandungi ilmu yang begitu banyak... Walaupun tidak sekaligus, saya akan terus cuba memperbaharui ilmu yang sedia ada... hingga ke akhir hayat. Moga Allah sentiasa memberkati diri ini.

Berbalik kepada ilmu hadith, anak sulung saya telah pun diajar oleh seorang Ustaz di sini tentang sebuah hadith. Setiap kali beliau pulang dari kelas mengaji, satu ayat demi satu ayat dihafalnya. Pernah saya bertanya dengan Ustazah dan Ustaz yang mengajar beliau apa makna hadith tersebut. Beliau telah menerangkan bahawa hadith itu menyatakan bahawa segala amalan yang kita lakukan perlulah atas dasar niat yang ikhlas kerana Allah s.w.t.

Dan semalam, saya teringat untuk mencari maklumat lanjut tentang hadith ini dan saya telah berkongsi info ini dengan suami dan anak-anak. Dan kini, dengan pembaca sekelian. Sememangnya hadith ini memberikan impak yang besar pada diri ini. Sebagai contoh, apakah sebenar-benarnya niat kita semasa membuat PhD ini. Adakah ianya benar-benar kerana Allah s.w.t? Atau sekadar untuk menunaikan amanah yang diberikan oleh universiti dan kerajaan? Atau sekadar untuk mengembangkan ilmu untuk tujuan mendidik anak-anak dan adik-adik yang dahagakan ilmu kejuruteraan ini? Atau sekadar untuk mendapatkan anugerah tertentu, pangkat DS52, gelaran Doktor, Prof Madya atau Professor?.... Tepuk dada, tanya niat... Innamal a'malu binniat...

Berikut disertakan hadith yang amat menyentuh jiwa ini. Ditambah dengan terjumpanya sebuah artikel yang amat menarik dibaca dalam menjelaskan dengan lebih lanjut tentang hadith ini. Teruja saya hendak berkongsinya bersama pembaca sekelian...



Innamal a'mallu binniyat
Beramal dengan Ikhlas
By : ansor

Bismillah..Dari Umar bin Khathab Ra. berkata : "Aku telah mendengar rasulullah saw.bersabda : Sesunggunya segala amalan itu tergantung pada niatnya. dan sesungguhnya bagi setiap orang apa yang ia niatkan. Maka barang siapa yang hijrahnya karena Allah dan rasulNya, ia akan sampai pada Allah dan RasulNya.dan barang siapa hijrahnya menuju dunia yang akan di perolehnya atau menuju wanita yang akan dinikahinya, ia akan mendapatkan apa yang dituju. (HR : Bukhari & Muslim)

Sungguh luar biasa hadits ini, Kenapa tidak? Karena hadits ini menerangkan tentang keikhlasan seseorang dalam beramal.Dan ini adalah inti dari segala amalan yang kita kerjakan. Apalah artinya beramal yang banyak, kalau tanpa niat karena Allah. walaupun seseorang beramal dengan ilmu yang benar, tetap dimata Allah tidak ada nilainya sama sekali , kalau tanpa di barengi keikhlasan. Yang ada mungkin hanya pujian dari orang lain dan kesombongan pada diri sendiri.

Abu abdullah mengatakan : Tidak ada hadits nabi yang paling banyak mengandung faidah kecuali hadits ini. Begitu juga dengan Imam syafi'i, beliau mengatakan : bawha hadits ini terdapat dalam 70 cabang ilmu agama. Maksudnya, dari hadits yang satu ini bisa masuk kepada 70 cabang ilmu.Innamal a'malu binniyyatai, wa innama likullimri in Maanawa Dua kalimat ini (innamal a'malu binniyyatai dengan wa innama likullimri-in Manawa) seolah olah sama, karena kalau diterjemahkan secarara tekstual, maka kita akan mendapatkan kesamaan arti.

Makanya sebagian ulama ada yang mengatakan, kalimat kedua dalam hadits ini hanyalah sebagai taukid (kalimat penguat) untuk kalimat yang pertama. Dan sebagian ulama lagi mengatakan (dan ini yang paling kuat alasanya) termasuk didalamnya pendapat imam Nawawi dalam kitabnya al-arbain an-nawawi bawha kalimat pertama innamal a'malu binniyat adalah menerangkan bahwa segala amalan itu mesti ada niatnya.

Dan yang dimaksud dengan kalimat wainnama likulimri in maanawa adalah hasil atau buah dari niat atas amalan yang di kerjakanya itu. Kalau kita beramal dengan niat karena Allah, maka keridhaan Allah yang akan kita dapatkan. dan kalau kita beramal dengan niat selain karena Allah, maka kita akan mendapatkan apa yang kita niatkan itu.

Melalui hadits ini Rasulullah saw. menjelaskan pada kita akan pentingnya -sebuah niat- dalam beribadah pada Allah. Makanya tidak heran kalau imam Bukhari meletakan hadits ini dalam kitab shahih bukhari pada jilid pertama dan pada nomor urutan pertama. Begitu juga dengan Imam Nawawi, dalam kitabnya al-arba'iin an-nawawiyah meletakan hadits ini pada urutan pertama juga.

Niat inilah yang sangat penting untuk senantiasa kita perhatikan setiap kita akan melakukan amalan. Karena hanya dengan niat kita akan mengetahui apakah kita melakukan amalan itu untuk mencari keridhaan Allah ataukah hanya untuk mendapatkan popularitas atau pujian dari manusia??

Seseorang yang "dulu" sangat berarti bagi saya, pernah menasehati..."Niatkanlah segala sesuatu itu karena Allah, karena kalau kita berniat bukan karenaNya maka kecewalah yang akan kita dapat".Subhanallah....! sungguh sangat berarti sekali nasehat ini bagi saya, Apalagi nasehat ini keluar dari mulut seseorang yang saya "cintai" sampai sekarang pun nasehat ini masih saya jaga dan saya laksanakan. Agar saya bisa senantiasa "mentajdid" niat atas amalan yang saya lakukan.Dalam kesempatan ini saya tidak akan panjang lebar menerangkan tentang eksistensi niat, mungkin saya hanya akan memberikan satu hadits yang sangat memperhatikan atas pentingnya niat. Hadits ini sangat luar biasa, dan kita selaku umat Islam harus dengan seksama memperhatikanya, agar kita senantiasa memperbaharui.... memperbaharui... dan memperbaharui niat dalam segala amalan yang kita kerjakan.

Dari Abu Hurairoh RA. Berkata : Aku telah mendengar Rasulullah saw. bersabda : Sesungguhnya manusia yang pertama kali dihukum oleh Allah pada hari kiamat, adalah seorang yang mati syahid. Maka didatangkan orang yang syahid itu, dan Allah mengenalkan nikmatnya dan orang yang "Syahid" pun mengenali ni'matnya. Allah berkata :"Apa yang kamu lakukan dengan nikmat itu? dia berkata : "aku berperang di jalanMu sehingga aku mati syahid" Allah berkata :"kamu telah bohong, akan tetapi kamu berperang supaya kamu dikatakan sebagai seorang pemberani. dan kamu telah disebut demikian. kemudian Allah memberikan perintah untuknya, maka ia diseret di atas wajahnya dan dilemparkan ke neraka.Dan seseorang yang mempelajari ilmu dan mengajarkannya, dan seseorang yang membaca al-qur'an. Maka didatangkan orang itu, dan Allah mengenalkan nikmatnya dan diapun mengenali ni'matnya, Allah berkata : "Apa yang kamu lakukan dengan nikmatmu itu?" orang itu berkata :"aku mempelajari ilmu dan mengajarkannya dan aku membaca al-qur'an itu semua kulakukan demiMu, Allah berkata :"kamu telah bohong!, akan tetapi kamu mempelajari ilmu agar orang2 mengatakan bahwa kamu orang yang berilmu dan kamu membaca al-qur'an supaya orang-orang mengatakan bahwa kamu seorang "qaari" dan kamu telah disebut demikian". Kemudian Allah memberikan perintah untuknya, maka ia diseret di atas wajahnya dan dilemparkan ke neraka.Yang ketiga, seseorang yang dilimpahi Allah harta yang banyak dan dia meng-infak-an semua hartanya itu, Maka didatangkan orang itu, dan Allah mengenalkan nikmatnya dan orang itu pun mengenali ni'matnya, Allah berkata : "Apa yang kamu lakukan dengan nikmatmu itu?" dia berkata :"Tidaklah aku meninggalkan satu jalan yang kamu cintai untuk mengnginfakan harta kecuali aku berinfak pada jalan itu hanya karenaMu. Allah berkata :" kamu telah bohong!, akan tetapi kamu melakukan itu supaya kamu dikatakan sebagai seorang dermawan, dan kamu telah disebut demikian. kemudian Allah memberikan perintah untuknya, maka ia diseret di atas wajahnya dan dilemparkan ke neraka.(HR. Muslim)

Melihat redaksi hadits ini kita jadi tahu, ternyata untuk menumbuhkan niat yang ikhlas atas segala amalan yang kita lakukan ini sangatlah susah, Muawiyah bin abi sofyan saja, Mendengar hadits ini langsung menangis dan pingsan. Nah...dari sinilah kita diperintahkan agar senantiasa "tajdidunniah" memperbaharui...memperbaharui...dan senantiasa memperbaharui niat atas segala amalan yang kita lakukan.Niatkanlah segala amalan kita ini hanya karena Allah! niscaya kita akan mendapat pahala disisiNya, ikhlaskanlah segala amalan kita agar kita mendapat keridhanya.Beramal dengan ikhlas adalah...BUKAN INGIN DI PUJI BUKAN PULA TAKUT DI BENCI, tapi kita beramal hanya untuk mendapat pahala dan keridhan Allah swt. Wallahu a'lam.


Artikel ini telah diambil di sini.

Rasa takut diri ini bila memikirkan jawapan yang akan diberikan kepada Allah jika ditanya kelak. Sesungguhnya saya memohon ampun dariMu Ya Allah terhadap niat-niat yang tidak sepatutnya ada di dalam hati ini dalam menuntut ilmu ini Ya Allah... Ya Allah, lindungilah diri ini dari berniat sesuatu yang bukan kerana Mu... Sesungguhnya keredhaan dariMu adalah Yang Paling UTAMA yang diri ini dambakan...Ameeenn...

Monday 13 December 2010

Membaca, Berfikir, Mengarang, Menaip

Hampir 3 bulan... masih dan masih lagi... membaca, berfikir, mengarang, menaip...
Hinggakan, dalam mimpi pun terfikir bagaimana hendak mengarang, menghubungkan satu idea ke idea yang lain... Bagaimana hendak mengfokuskan penulisan tesis ini agar tidak terkeluar dari tajuk. Dari satu buku teks ke buku teks yang lain saya baca, hanya hendak mencari suatu fakta sebenar tentang mengkategorikan 'scheduling algorithms' dalam dunia embedded systems ini. 5 buah buku teks dan 4 tesis senior telah di belek dan di baca. Semuanya memberikan definisi berbeza, semua memberikan kategori-kategori yang berbeza untuk algorithms tersebut. Hampir 3-4 hari terus membaca, berfikir.. stuck... Fikir dan fikir.. akhirnya, saya cuba mengklasifikasikan algorithms tersebut mengikut mana yang difikirkan lebih munasabah dan kuat pernyataannya tentang pengkategorian itu.

Selain dari masalah yang disebut di atas, terdapat juga masalah tentang kesinambungan cerita dari satu chapter ke chapter yang lain... Komen pertama yang diterima dari draft tiga chapter pertama yang diterima pada bulan November lalu ialah tiada 'story' or 'structure' dalam 3 tajuk tersebut. Ianya seperti 3 individu yang berlainan. Sedangkan, chapter-chapter dalam tesis ini perlu ada hubungkait yang sangat kemas dan cantik. Apabila sesiapa yang membacanya, ianya mudah difahami. Selain itu, jalan cerita yang kemas boleh membuatkan pembaca berminat dengan penulisan kita.

Setelah menerima komen itu, saya terus membaca semula 3 chapter itu semula. Memang betul apa yang diperkatakan. Sebelum ni, tak perasan. Hanya bila supervisor komen atau orang lain baca penulisan kita, baru kita sedar bahawa ada beberapa kesilapan yang kita lakukan tanpa kita sedari. Penggajarannya, menulis tidak boleh syok sendiri. Penulisan kita haruslah cuba dibaca atau dinilai oleh orang lain yang membacanya. Belajar menerima kritikan untuk penambahbaikan diri dalam penulisan. Pada saya, lebih 50% pengajian PhD ini adalah penulisan. Oleh itu, jangan malu dengan kritikan. Be positive...

Hampir 3 minggu berlalu.. saya dengan dunia penulisan ini telah cuba menganalisa semula apa yang telah saya tulis. Banyak juga penambahan yang dilakukan dalam chapter kedua. Hari ini, selepas berjumpa dengan Prof, beliau kata, structure dan story lebih jelas. Tetapi masih ada beberapa perkara lagi yang masih perlu diperbaiki. Antaranya, cuba bezakan antara penyataan atau pendapat yang saya buat dengan pendapat orang lain (literature review). Dari penulisan saya setakat ini, sukar untuk bezakan yang mana pendapat saya, dan yang mana pendapat orang lain. Tanpa ragu, memang saya akui. Saya akan terus berusaha lagi.

Antara cabaran lain penulisan 'literature review' ini adalah cara menghadkannya. Pada pendapat saya, ianya memang suatu perkara yang amat penting. Ingin saya berkongsi dengan pembaca bagaimana abang saya telah menasihatkan saya dalam menghadkan penulisan kita supaya tidak 'lari' dari tajuk. Beliau memberi contoh tentang kajian kelapa sawit. Bila kita sebut tentang kajian kelapa sawit, terlalu banyak perkara yang boleh dibuat kajian. Adakah kajian kita berkaitan akar kelapa sawit? atau Daunnya? atau bijinya? atau minyaknya? Jika minyak jawapanhya, masih lagi luas, adakah kajian kita tentang khasiat minyak kelapa sawit dalam masakan? atau perubatan? atau kulit? atau pelbagai lagi. Jadi, scope dan limitation adalah penting. Beliau mengingatkan saya supaya saya sentiasa fokus kepada limitation yang telah saya kenalpasti semasa membaca dan menulis.

Alhamdulillah.. saya sentiasa bersyukur dengan apa yang telah Engkau berikan Ya Allah... Masih banyak yang perlu dipelajari. Moga Engkau permudahkan urusan penulisan ini. Moga ianyakan jadi suatu tesis dan rujukan kepada para-para pengkaji ilmu 'embedded systems' dan kejuruteraan. Moga ianyakan memberi manfaat buat semua umat Islam.. Ameen...

Friday 3 December 2010

Suatu peringatan..


Damai.. pagi yang damai..
Sinaran sang suria terus menyinar.. menjadi penyeri hati setiap mata yang memandang...
Namun.. sinaran itu tidak cukup untuk meninggikan suhu yang mencecah -9 darjah celcius pagi ini. Tetap sejuk.

Syukur dan terus bersyukur di atas segala nikmat kurniaan Allah.. Matahari yang bersinar.. suasana yang damai... dan yang paling utama, Allah berikan kita satu lagi hari untuk kita hidup. Kehidupan yang perlu dilengkapi dengan beribadat kepadaNya. Meminta ampun dariNya. Kehidupan yanng terus memberi kita nikmat untuk bersama dengan ibu, suami, anak-anak, sanak saudara dan rakan-rakan tersayang.
Kehidupan yang mengizinkan kita untuk menuntut ilmu, menghantar anak-anak ke sekolah, berkongsi cerita dengan anak-anak dan suami, memasak dan pelbagai lagi urusan-urusan duniawi. Alhamdulillah...atas segala nikmat yang telah diberikan..

Hampir tiga tahun berada diperantauan, masa berlalu dengan amat pantas. Kesibukan dengan urusan belajar, anak-anak dan kerja menjadikan diri ini leka dan tidak menyedari tahun 2008, 2009 telah pun lama berlalu, dan kini 2010 juga telah hampir sampai kepenghujungnya...
Hampir tiga tahun diperantauan bermakna hampir tiga tahun kami sekeluarga tidak pulang ke Malaysia. Hampir tiga tahun kami tidak berjumpa sanak saudara... Yang 'baby' dulu pasti sudah petah bercakap dan berjalan. Yang bujang dahulu, ramai yang telah berkahwin. Yang baru berkahwin dulu, pasti telah menimang cahaya mata.
Terlalu banyak peristiwa yang berlaku di Malaysia yang kami tidak dapat turut serta. Hanya ucapan tahniah yang dapat diutuskan melalui mesej-mesej di facebook.

Pelbagai peristiwa suka dan duka berlaku dalam tiga tahun ini. Satu demi satu khabar disampaikan oleh ibu, ibu mertua, bapa mertua, kakak dan abang-abang yang berada di Malaysia. Begitu juga dengan kami di sini. Khabar gembira yang kami terima pasti akan disusuli dengan ucapan Alhamdulillah dan ucapan tahniah. Sebaliknya jika khabar duka yang disampaikan, Innalillah hiwainna ilaihiraa ji'un diucapkan dan hati kami terus disentap dengan perasaan sayu dan sedih. Rasa ingin terus terbang pulang ke tanahair.

Tahun 2008, tahun pertama kami berada di sini. Pastinya ingatan terhadap sanak saudara masih lagi subur. Sebelum kami berangkat ke sini, sempat saya dan suami bertemu dengan insan-insan yang tersayang yang agak uzur seperti atok-atok dan nenek-nenek. Di dalam hati tertanya-tanya adakah kami akan berpeluang berjumpa lagi denga mereka. Hati ini memang merasa hiba apabila merenung wajah mereka dan apabila bersalaman memohon ampun dan maaf. Ajal maut semua urusan Allah. Boleh jadi kami yang pergi dahulu, dan boleh jadi sebaliknya. Hanya cekal di dalam hati berbisik, InsyaAllah kami akan berjumpa kembali. Setelah lima bulan kami berada diperantauan, kami telah mendapat berita dari ibu (mertua) tentang kematian atok (ayah kepada ibu mertua), Allahyarham Haji Othman. Hati kami merasa sayu... dan kami juga redha di atas pemergiannya.. Inilah berita pertama yang menyedihkan hati kami semenjak kami menjejakkan kaki ke sini. Moga rohnya ditempatkan didalam golongan orang-orang yang soleh. Al-Fatihah.

Seterusnya, pada tahun 2009, dalam bulan Sya'ban, kami telah diberitahu oleh kakak, salah seorang bapa saudara (adik kepada ibu) telah dimasukkan ke hospital kerana denggi. Pada masa itu, ibu berada di UK menemani kami sekeluarga selama 6 bulan. Keesokan paginya (subuh di sini) saya telah menelefon isteri bapa saudara untuk menanyakan khabar bapa saudara tersebut. Kira-kira 12 tgh hari waktu di Malaysia. Hari itu merupakan hari pertama puasa (1 Ramadan). Namun, kami telah diberitakan bahawa bapa saudara kami itu telah tiada. Ianya berlalu dengan agak pantas dan ini menambahkan kesayuan di hati kami terutama ibu. Bapa saudara tersebut amat manja dengan ibu. Ibu pernah sekali bercakap menerusi telefon dengannya sebelum beliau sakit. Beliau sempat memberitahu ibu agar cepat-cepat balik ke Malaysia. Agaknya ada perasaan rindu dihatinya terhadap ibu. Ibu sedih, kami juga turut sedih dan simpati. Sama-sama kita sedekahkan Al-Fatihah kepada roh Allahyarham Haji Mahbob bin Haji Ikhwan.

2 November 2010, kakak yang sedang berada di Mekah, telah menghubungi dan memaklumkan salah seorang bapa saudara kami telah meninggal dunia. Adik bongsu kepada arwah abah ini merupakan bapa saudara yang rapat dengan keluarga kami. Sebelum saya berangkat ke UK, beliau telah datang ke rumah untuk melawat kami sekeluarga. Masih teringat kenangan itu. Bagi kami adik beradik, setelah pemergian arwah abah, dengan bapa saudaralah tempat kami bermanja. Apabila melihat wajah bapa saudara dan ibu saudara dan perwatakan mereka yang hampir serupa dengan arwah abah, sedikit sebanyak terubat kerinduan. Namun, Allah lebih menyayangi mereka.

Alfatihah buat Allahyarham Haji Ahmad @ Salleh bin Haji Abdul Manan (Ayah tersayang), tarikh meninggal : 28 Julai 2000.
dan Allahyarham Rahmat bin Haji Abdul Manan

Selang seminggu selepas itu, suami telah mendapat sms dari abah (ayah mertua). Sms itu berbunyi, "Assalammualaikum, Abah nak beritahu, semalam, Pak Ngah meninggal dunia akibat sakit jantung". Innalillahhi wainna ilai raaji'uun...Seorang lagi bapa saudara kami pergi menghadap Ilahi... Hati seperti menangis, terasa mahu segera pulang ke Malaysia menziarahi mereka-mereka yang telah 'pergi'. Al-fatihah buat Allahyarham Mohammad bin Dollah.

Update 30 Desember 2010:
Pada 24 Desember 2010, Jumaat, suatu berita sedih sekali lagi kami terima dari Malaysia. Bapa saudara, abang sulung arwah ayah pula telah kembali kerahmatullah... Tidak sampai dua bulan dari tarikh kematian adik bongsunya. Al-Fatihah buat Allahyarham Haji Abdul Hamim bin Haji Abdul Manan. Moga roh beliau ditempatkan di dalam golongan orang-orang yang beriman.... Ameenn

Ya Allah ampunkanlah dosa mereka dan tempat mereka dikalangan golongan orang-orang yang soleh. Ameen...

Berikut antara video youtube berkaitan dengan detik-detik kematian.. Moga kitakan mati dalam Husnul Khatimah...

1) Semasa sedang memberi ceramah..



2) Sedang sujud



Al-Hafiz Al-Hakami dalam sebuah syairnya, mengatakan :

Ingatlah kematian dan peristiwa-peristiwa terjadi selepas itu;
tidak seorang pun yang dapat melepaskan diri daripadanya.
Kematian merupakan penentuan segalanya;
segala sesuatu menjadi jelas akibatnya.
Kubur boleh menjadi sebuah taman syurga;
dan boleh pula menjadi lubang neraka.
Jika ia baik, maka setelahnya itu
adalah kenikmatan yang tiada bandingannya.
Jika ia jahat, maka setelahnya itu;
adalah kesengsaraan jauh lebih dahsyat.
Demi Allah, sekiranya kau tahu apa yang berlaku selepas itu;
tentulah kau tidak akan tertawa malah banyak menangis.


Saksikan video Sakaratulmaut.. yang pastinya kita pernah dengar dan tonton sebelum ini.. Moga ianya menjadi peringatan kepada kita semua tentang bakal tibanya DETIK itu...

Tuesday 2 November 2010

"Lifelong Learning": Restu Allah, Restu Suami, Restu Ibu

Alhamdulillah...

Saya memanjatkan kesyukuran kepada Allah... kerana dengan izinNya.. dapat saya berkongsi dengan rakan-rakan sekelian ilmu dalam bentuk ceramah motivasi yang disampaikan oleh Yang Berbahagia Puan Hajah Noor Zaitun Yahya, pelajar PhD dan juga pelajar Malaysia pertama yang menerima Queen's Award. Boleh baca berita lanjut di sini.

Terima kasih yang tidak terhingga kepada persatuan LUMS dan MSM di atas segala usaha yang diberikan untuk menjayakan program ini.

Antara initipati yang disampaikan oleh beliau adalah berkaitan dengan cara penyesuaian diri yang perlu dihadapi oleh pelajar-pelajar Malaysia yang masih baru di UK. Terutama untuk adik-adik tahun satu. Mereka perlu cepat mengadaptasikan diri mereka dengan keadaan sekeliling dan juga sistem pembelajaran (di sini) yang agak berlainan dengan sistem di Malaysia. Ini amat perlu bagi memastikan mereka berjaya dalam pelajaran mereka.

Selain itu, kata-kata nasihat dan perkongsian pengalaman tentang bagaimana beliau telah dipilih sebagai penerima award di kalangan 40 pelajar PhD lain di dalam bidang beliau, turut dikongsi.

Alhamdulillah, ceramah beliau untuk program ini telah direcord oleh suami beliau. Dan dengan ini, ilmu yang beliau sampaikan dapat dikongsikan kepada rakan-rakan semua. Dengarkanlah dan hayatilah....









Sekian.. Wassalammm

Wednesday 27 October 2010

Cabaran antara Manusia dan Alam

Petikan dari Surah Isra ayat 12 hingga ayat 17.

بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

وَجَعَلۡنَا ٱلَّيۡلَ وَٱلنَّہَارَ ءَايَتَيۡنِ‌ۖ فَمَحَوۡنَآ ءَايَةَ ٱلَّيۡلِ وَجَعَلۡنَآ ءَايَةَ ٱلنَّہَارِ مُبۡصِرَةً۬ لِّتَبۡتَغُواْ فَضۡلاً۬ مِّن رَّبِّكُمۡ وَلِتَعۡلَمُواْ عَدَدَ ٱلسِّنِينَ وَٱلۡحِسَابَ‌ۚ وَڪُلَّ شَىۡءٍ۬ فَصَّلۡنَـٰهُ تَفۡصِيلاً۬ (١٢) وَكُلَّ إِنسَـٰنٍ أَلۡزَمۡنَـٰهُ طَـٰٓٮِٕرَهُ ۥ فِى عُنُقِهِۦ‌ۖ وَنُخۡرِجُ لَهُ ۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ ڪِتَـٰبً۬ا يَلۡقَٮٰهُ مَنشُورًا (١٣) ٱقۡرَأۡ كِتَـٰبَكَ كَفَىٰ بِنَفۡسِكَ ٱلۡيَوۡمَ عَلَيۡكَ حَسِيبً۬ا (١٤) مَّنِ ٱهۡتَدَىٰ فَإِنَّمَا يَہۡتَدِى لِنَفۡسِهِۦ‌ۖ وَمَن ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيۡہَا‌ۚ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ۬ وِزۡرَ أُخۡرَىٰ‌ۗ وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّىٰ نَبۡعَثَ رَسُولاً۬ (١٥)

Maknanya:

Dan Kami jadikan malam dan siang itu dua tanda (yang membuktikan kekuasaan kami), maka Kami hapuskan tanda malam itu (sehingga menjadi gelap-gelita), dan Kami jadikan tanda siang itu terang-benderang supaya kamu mudah mencari rezeki dari limpah kurnia Tuhan kamu dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan hitungan hisab (bulan dan hari) dan (ingatlah) tiap-tiap sesuatu (yang kamu perlukan untuk dunia dan agama kamu), Kami telah menerangkannya satu persatu (dalam Al-Quran) dengan sejelas-jelasnya. (12) Dan tiap-tiap seorang manusia Kami kalongkan bahagian nasibnya di lehernya dan pada hari kiamat kelak Kami akan keluarkan kepadanya kitab (suratan amalnya) yang akan didapatinya terbuka (untuk di tatapnya). (13) (Lalu Kami perintahkan kepadanya): Bacalah Kitab (suratan amalmu), cukuplah engkau sendiri pada hari ini menjadi penghitung terhadap dirimu (tentang segala yang telah engkau lakukan). (14) Sesiapa yang beroleh hidayat petunjuk (menurut panduan Al-Quran), maka sesungguhnya faedah petunjuk yang didapatinya itu hanya terpulang kepada dirinya sendiri, dan sesiapa yang sesat maka sesungguhnya kesan buruk kesesatannya hanya ditanggung oleh dirinya juga dan seseorang yang boleh memikul, tidak akan memikul dosa perbuatan orang lain (bahkan dosa usahanya sahaja) dan tiadalah Kami mengazabkan sesiapapun sebelum Kami mengutuskan seorang Rasul (untuk menerangkan yang benar dan yang salah). (15)


Alhamdulillah, tazkirah online pada 20/10/2010 telah dapat di'record' dengan jayanya. Tazkirah yang disampaikan oleh Al-Fadil Ustaz Izzam membicarakan mengenai cabaran antara manusia dan alam. Tazkirah ini terbahagi kepada 14 bahagian. Ini kerana terdapat kesilapan dari pihak editor (iaitu saya) yang masih agak baru dengan cara upload audio/video ke youtube. Mohon maaf atas sebarang kesulitan.

Di sini saya kongsikan ilmu yang bermanfaat kepada pembaca-pambaca sekelian... Mudah-mudahan ianya akan menjadi ingatan dan panduan kepada kita dalam menguruskan alam dan kehidupan kita.

Bahagian 1



Bahagian 2



Bahagian 3



Bahagian 4



Bahagian 5



Bahagian 6



Bahagian 7



Bahagian 8



Bahagian 9



Bahagian 10



Bahagian 11



Bahagian 12



Bahagian 13



Bahagian 14



Sebahagian gambar-gambar yang terdapat dalam video di atas adalah pemandangan yang diambil sewaktu kami di Switzerland dan Vennice, Italy. Teramat indah alam ciptaan Allah... Alhamdulillah...

Sekian... Moga perkongsian ilmu ini dapat memberi manfaat kepada semua...Wassalam..

Monday 18 October 2010

Cabaran buat Umat Islam di Palestine...

Ketika mendengar satu tazkirah baru-baru ini berkaitan dengan tafsiran Surah Al-Isra', hati ini tiba-tiba berasa sayu... dan bersalah... mendengar dan cuba membayangkan keadaan umat Islam di Palestine.

Satu demi satu, ayat demi ayat dalam Surah Al-Isra' ditafsirkan dengan begitu teliti oleh Al-Fadhil Ustaz Izzam. Menerangkan bagaimana kaum Yahudi yang sering menindas umat Islam sejak dari dahulu lagi sehinggalah ke era ini. Walaubagaimanapun, Allah telah menerangkan dengan jelas di dalam Surah ini... Bahawa pada suatu ketika nanti, umat Islam di Palestine pastinya akan bebas dan meraih kemenangan.

Di sini saya sertakan makna ayat-ayat dalam Surah Al-Isra' bermula dari ayat pertama hingga ayat kelima.

Al-Isra
Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani

Maha Suci Allah yang telah menjalankan hambaNya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam (di Mekah) ke Masjid Al-Aqsa (di Palestin), yang Kami berkati sekelilingnya, untuk memperlihatkan kepadanya tanda-tanda (kekuasaan dan kebesaran) Kami. Sesungguhnya Allah jualah Yang Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui. (1) Dan Kami telah memberikan Nabi Musa Kitab Taurat dan Kami jadikan Kitab itu petunjuk bagi Bani Israil (serta Kami perintahkan mereka): Janganlah kamu jadikan yang lain daripadaKu sebagai Tuhan (untuk menyerahkan urusan kamu kepadanya). (2) (Wahai) keturunan orang-orang yang telah Kami bawa bersama-sama dengan Nabi Nuh (di dalam bahtera)! Sesungguhnya dia adalah seorang hamba yang bersyukur. (3) Dan Kami menyatakan kepada Bani Israil dalam Kitab itu: Sesungguhnya kamu akan melakukan kerosakan di bumi (Palestin) dua kali dan sesungguhnya kamu akan berlaku sombong angkuh dengan melampau. (4) Maka apabila sampai masa janji (membalas kederhakaan kamu) kali yang pertama dari dua (kederhakaan) itu, Kami datangkan kepada kamu hamba-hamba Kami yang kuat gagah dan amat ganas serangannya lalu mereka menjelajah di segala ceruk rantau (membunuh dan membinasakan kamu) dan (sebenarnya peristiwa itu) adalah satu janji yang tetap berlaku. (5)

Apakah yang boleh kita lakukan?

Kita berada nun jauh dari negara Palestine, Afghanistan, Pakistan dan negara-negara Islam lain yang sering berhadapan dengan ujian peperangan, kelaparan, kesusahan dan masalah-masalah lain. Hanya berita-berita di website dan media-media elektronik sahaja yang memberitahu kita status terkini dan situasi mereka di sana. Namun, kemungkinan terdapatnya unsur propaganda dalam berita yang disampaikan pasti tidak dapat dielakkan.

Walauapapun, yang pasti, rakyat Palestin termasuk kanak-kanak dan wanita, turut berjuang memepertahankan tahanair mereka. Cukup jelas kita lihat di wajah mereka penderitaan dan keperitan yang mereka tanggung dari kezaliman tentera-tentera Israel. Anak-anak kehilangan ibu bapa mereka dan nasib wanita yang tidak terbela, semuanya akibat sikap rakus Israel. Apa yang boleh kita lakukan? Menurut Ustaz Izzam, antara perkara-perkara yang boleh kita lakukan ialah:

1) Berdoa dan terus berdoa kepada Allah agar diselamatkan negara Palestine dan rakyat-rakyatnya dari pihak-pihak yang zalim.

2) Hulurkan bantuan kewangan kepada mereka agar dapat membantu pembiayaan rawatan/perubatan kepada mangsa-mangsa yang tercedera, membela nasib kanak-kanak dan wanita dari segi makanan, tempat tinggal dan pakaian.



Berikutan ini, Alhamdulillah kumpulan adik-adik undergrad dari University of Leicester akan menganjurkan suatu majlis yang dinamakan Night of Palestine yang diadakan pada 30th Oktober 2010 di Leicester. Program ini merupakan salah satu projek-projek Misi Kasih Palestin MSM yang akan menyalurkan semua hasil derma 100% ke Palestine. Sungguh murni hati pengusaha-pengusaha program ini. Moga Allah memberikan ganjaran yang paling baik buat mereka.

InsyaAllah dengan projek-projek seperti ini, sedikit sebanyak kita dapat meringankan beban yang ditanggung oleh umat Islam di Palestine. Mudah-mudahan peperangan ini akan berakhir dengan majoriti kemenangan di pihak umat Islam. Ya Allah makbulkan semua doa dan permintaan umat Islam... Ameen

Akhir kata, dengarkanlah sebuah puisi yang cuba mengupas suara hati seorang kanak-kanak lelaki di bumi Palestine...

Monday 11 October 2010

Moga Mendapat Haji yang Mabrur

Alhamdulillah... Tanggal 9 Oktober 2010 yang lalu, penerbangan buat bakal-bakal haji telah bermula. Diberitakan pihak Malaysia di Mekah telahpun bersedia menerima kunjungan ribuan jemaah haji. Moga semua urusan mereka dipermudahkan Allah. InsyaAllah, 6 dari anggota keluarga saya termasuk Ibu, Abang Sulung dan isteri, Kakak (kedua) dan Abang (keempat) dan isteri antara jemaah haji yang akan bertolak ke Mekah pada 26 Oktober 2010 bersamaan 17 Dhul Qa'ida 1431H. Walaupun diri ini tidak dapat menyaksikan pemergian mereka atau membantu apa-apa, di dalam hati ini sentiasa mengharapkan agar mereka semua dikurniakan kesihatan dan keselamatan yang baik sepanjang berada di sana dan dipermudahkan segala urusan mengerjakan ibadah haji.

Buat bakal-bakal haji dan hajjah, di sini terdapat sedikit informasi berkaitan cara-cara mengerjakan ibadah haji yang saya rasakan amat menarik untuk dikongsi. Ini kerana penerangan yang diberikan amat jelas berserta dengan cara-cara berbentuk praktikal yang perlu dilakukan sepanjang menunaikan haji dan umrah.

Part 1



Part 2



Part 3



Part 4



Entry kali ini diakhiri dengan doa yang hanya mampu dipanjatkan buat semua tetamu-tetamu Allah, didoakan agar jemaah-jemaah haji ini mendapat haji yang mabrur. Ya Allah kurniakan kesihatan dan keselamatan yang baik buat mereka sepanjang mengerjakan ibadah haji ini. Permudahkan semua urusan mereka. Dan moga mereka semua selamat pergi dan selamat kembali semula ke tahan air.

Buat anak-anak dan keluarga jemaah haji ini, saya sediakan link kepada website kerajaan Saudi Arabia yang mana kita boleh saksikan lintas langsung dari Mekah. InsyaAllah sedikit sebanyak dapat mengubat kerinduan kepada orang-orang tersayang.

SIARAN LANGSUNG DARI MEKAH

Friday 8 October 2010

Cabaran Dalam Menjaga Adab-Adab Menuntut Ilmu

Mencari ilmu merupakan suatu perkara yang menjadi tuntutan di dalam agama Islam. Banyak dalil yang menunjukkan bahwa menuntut ilmu itu hukumnya wajib, baik yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadis Nabi Saw. mahupun dari fatwa ulama. Alhamdulillah, kali ini saya kongsikan beberapa adab-adab dalam menuntut ilmu agama yang diambil dari petikan di sini.

Adab 1: Ikhlas dalam menuntut ilmu.

Sepertimana amalan-amalan yang lain, langkah yang pertama adalah keikhlasan diri. Langkah ini merupakan faktor yang amat penting sehinggakan Rasulullah telah memberi amaran:

“Sesiapa yang mempelajari satu ilmu yang sepatutnya dilakukan kerana mencari Wajah Allah, namun dia tidak mempelajarinya kecuali untuk mendapatkan keuntungan duniawi, maka dia tidak akan mencium bau syurga pada Hari Kiamat.”

[Maksud hadis riwayat Ibn Hibban dan ia dinilai sahih oleh Syu’aib al-Arna’uth dalam semakannya ke atas Shahih Ibn Hibban (Muassasah al-Risalah, Beirut, 1997), hadis no: 78].

Oleh kerana itu dalam sebuah hadis yang lain, baginda mengingatkan:

“Jangan mempelajari ilmu untuk berbangga-bangga di hadapan para ulama’, atau untuk berdebat dengan orang-orang bodoh, atau untuk memilih majlis yang terbaik (demi mendapat pujian orang). Sesiapa melakukan hal itu maka nerakalah tempatnya.”

[Maksud hadis riwayat Ibn Hibban dengan para perawi yang dipercayai lagi sahih, demikian terang Syu’aib al-Arna’uth dalam semakannya ke atas Shahih Ibn Hibban, hadis no: 77].

Justeru orang yang ingin memahami agama perlu membetulkan niat dan tujuannya. Hendaklah dia melakukannya kerana:

1. Ingin memperbaiki diri dalam mentauhidkan Allah sebagai merealisasikan bahagian pertama syahdah: “La ilaha illallah”.
2. Ingin memperbaiki diri dalam mengamalkan sunnah Rasulullah sebagai merealisasikan bahagian kedua
syahdah: “Wa anna Muhammad Rasulullah”.
3. Ingin memperbaiki keadaan umat Islam sebagai merealisasikan tuntutan amar ma’ruf dan nahi mungkar yang
merupakan salah satu tuntutan asas agama.
4. Ingin membela agama Islam daripada fitnah musuh-musuhnya seperti para orientalis dan para pencipta bid’ah.

Sesiapa yang memiliki niat dan tujuan yang betul sepertimana di atas, dia tidak sekali-kali akan terkalah dengan pelbagai cubaan dan fitnah yang mungkin dihadapinya dalam rangka memahami agama Islam. Ini kerana:“Wahai orang-orang yang beriman, kalau kamu membela (agama) Allah nescaya Allah membela kamu dan meneguhkan tapak pendirian kamu.”[Maksud surah Muhammad, ayat 7]

Adab 2: Positif dan Yakin kepada diri sendiri.

Sikap yang positif dan keyakinan diri adalah faktor yang penting untuk mencapai sesuatu tujuan. Faktor ini tidak terpisah bagi sesiapa yang ingin memahami agama yang dicintai ini. Bahkan ketahuilah bahawa sesiapa yang berusaha dengan ikhlas untuk tujuan ini, maka Allah akan membimbingnya, sebagaimana firman-Nya yang bermaksud:

“Dan orang-orang yang berusaha dengan bersungguh-sungguh kerana memenuhi kehendak agama Kami, sesungguhnya Kami akan memimpin mereka ke jalan-jalan Kami; dan sesungguhnya (pertolongan dan bantuan) Allah adalah berserta orang-orang yang berusaha membaiki amalannya.” [al-Ankabut, ayat 69]

“Pimpinan” Allah boleh wujud dalam pelbagai bentuk, seperti dipertemukan dengan guru yang benar, ditunjuki kepada buku daripada penulis yang jujur, dipersahabatkan dengan orang-orang yang shalih, dibimbing kepada subjek-subjek yang mengikut tertib kepentingannya dan ditanam dalam dirinya akhlak yang mulia apabila berinteraksi dengan ilmu agama. Oleh itu janganlah merasa ragu-ragu atau rendah diri untuk berusaha memahami agama Islam. Yakinilah bahawa Allah akan memimpinnya selagi mana dia ikhlas dan bersungguh-sungguh.

Adab 3: Bersiap sedia untuk melakukan pengorbanan.

Tidak ada jalan pintas (short cut) untuk memahami agama Islam, maka janganlah mengharapkan kefahaman dalam agama secara serta merta atau melalui jalan yang mudah. Sebaliknya hendaklah bersiap sedia untuk melakukan banyak pengorbanan dari sudut tenaga, masa, kewangan dan kehidupan. Proses menuntut ilmu sememangnya memerlukan banyak pengorbanan dan hal ini diketahui oleh Rasulullah. Oleh itu baginda menjanjikan ganjaran yang besar kepada sesiapa yang melakukan pengorbanan tersebut dengan bersabda, maksudnya:

“Sesiapa yang menempuh satu jalan kerana mencari ilmu,maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke syurga.”
[Riwayat Muslim dalam Shahihnya (penomboran Fu’ad Abd al-Baqi), hadis no: 2699].

Pengorbanan dari sudut tenaga dan masa adalah berusaha untuk ke kelas-kelas pengajian agama sekalipun kesibukan atau keletihan dengan kuliah di universiti atau kerja di pejabat. Pengorbanan kewangan adalah membelanjakan wang ringgit untuk membeli buku-buku agama yang berkualiti. Ini adalah pengorbanan yang tidak boleh ditinggalkan, dimana setiap yang ingin memahami agama Islam perlu mencintai buku dan berusaha membina koleksi buku-buku agama atau perpustakaan peribadi yang tersendiri.

Namun di antara semua pengorbanan, yang terbesar adalah pengubahsuaian gaya hidup. Tidur perlu dikurangkan, gizi pemakanan perlu dijaga dan aktiviti harian yang sia-sia perlu dihindari. Sedar atau tidak, terdapat banyak aktiviti harian yang sebenarnya adalah sia-sia seperti mengikuti acara sukan, membaca akhbar harian, menonton televisyen dan berbual kosong. Semua ini hendaklah diubah kepada bersukan demi menjaga kesihatan, menelaah akhbar harian sekadar mencari laporan yang bermanfaat, menghadkan tontonan televisyen kepada dokumentari yang ilmiah dan berbual sekadar menyampaikan nasihat. Pengubahsuaian ini akan membuka banyak masa lapang yang dapat dimanfaatkan untuk memahami agama Islam.

Adab 4: Tidak mengenal titik noktah.

Semua orang yang melazimkan diri berinteraksi dengan ilmu akan mengetahui bahawa ia sentiasa dinamik tanpa mengenal titik noktah. Maka demikianlah juga seharusnya sikap setiap muslimin dan muslimah yang ingin mencari kefahaman agama. Tidak boleh berkata “Saya sudah habis belajar agama” atau “Saya sudah faham Islam”. Sebaliknya hendaklah sentiasa mengkaji dan menganalisa kerana ilmu agama juga adalah sentiasa dinamik. Bak kata pepatah:

“Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahad.”

Perhatikan doa yang diajar oleh Allah kepada Rasulullah, yang bermaksud:

Dan berdoalah dengan berkata: “Wahai Tuhanku, tambahilah ilmuku”. [Ta-Ha, ayat 114]

Perkataan “tambahilah” menunjukkan ilmu itu tidak mengenal batas maksimum, sebaliknya sentiasa dinamik sehingga boleh bertambah dan bertambah.

Memiliki manhaj yang dinamik dalam rangka memahami agama setidak-tidaknya memiliki kepentingan dari dua sudut:

Pertama: Pada masa kini terdapat banyak ajaran yang menyeleweng, setiap darinya berselindung di sebalik slogan “Ahli Sunnah Wal Jamaah” agar kelihatan berada di atas jalan yang benar. Seandainya seseorang itu tergelincir dalam salah satu daripada ajaran yang menyeleweng, sikap dinamiknya yang sentiasa mengkaji dan menganalisa akan mengeluarkan dirinya daripada ajaran tersebut kepada ajaran yang benar.

Kedua: Seseorang yang berusaha memahami agama akan melalui beberapa tahap, daripada tahap kebudak-budakan sehinggalah kepada tahap kedewasaan. Ini kerana dalam rangka melakukan kajian, dia akan menemui banyak perkara baru yang tidak pernah diketahuinya sebelum itu. Penemuan ini akan menjana semangat baru dalam dirinya. Terdapat kemungkinan yang besar semangat tersebut akan mengarah dirinya kepada sikap merasa dirinya amat berilmu (ujub), memandang rendah para ulama’ dan mudah menghukum orang yang tidak sependapat dengannya. Inilah sikap kebudak-budakan yang saya maksudkan.

Di sini manhaj dinamik amatlah perlu dimana sikap yang sentiasa mengkaji dan menganalisa akan mengalih seseorang itu dari tahap kebudakan-budakan ke tahap kedewasaan. Tahap kedewasaan akan mengarah kepada sikap merendah diri berdasarkan keinsafan bahawa ilmu agama sebenarnya amat luas, sikap menghormati para ‘ulama berdasarkan kesedaran bahawa terdapat banyak faktor lain yang mereka pertimbangkan dan terbuka kepada dialog berdasarkan mata yang celik kepada hakikat berbeza pendapat adalah fitrah manusia.

Adab 5: Mengamalkan ilmu.

Usaha untuk memahami agama Islam bukanlah sekadar class room discussion, akan tetapi ia adalah untuk diamalkan. Ilmu tanpa amalan adalah sesuatu yang dibenci oleh Allah sebagaimana firman-Nya yang bermaksud:

“Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu memperkatakan apa yang kamu tidak melakukannya! Amat besar kebenciannya di sisi Allah - kamu memperkatakan sesuatu yang kamu tidak melakukannya.” [al-Saff, ayat 2-3]

Malah ia adalah faktor yang boleh menyebabkan hati menjadi keras sehingga tidak dapat lagi menerima apa-apa manfaat daripada ilmu. Firman Allah:

“Belum sampaikah lagi masanya bagi orang-orang yang beriman, untuk khusyuk hati mereka mematuhi peringatan dan pengajaran Allah serta mematuhi kebenaran (Al-Quran) yang diturunkan (kepada mereka)? Dan janganlah pula mereka menjadi seperti orang-orang yang telah diberikan Kitab sebelum mereka, setelah orang-orang itu melalui masa yang lanjut maka hati mereka menjadi keras, dan banyak di antaranya orang-orang yang fasik - derhaka.” [Maksud surah al-Hadid, ayat 16]

Sebaliknya orang yang mengamalkan ilmunya akan ditambahi oleh Allah dengan ilmu dalam pelbagai bentuk. Orang yang berusaha memahami agama Islam akan meningkat keimanannya dan iman itu sendiri adalah apa yang dibuktikan dengan hati, lidah dan perbuatan. Keimanan seperti ini akan ditambahi oleh Allah dengan hidayah-Nya, sebagaimana firman-Nya yang bermaksud:

“……sesungguhnya mereka itu orang-orang muda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami tambahi mereka dengan hidayah.” [Maksud surah al-Kahf, ayat 13]

Orang yang mengamalkan ilmu juga bererti mengamalkan hidayah yang Allah kurniakan kepadanya. Dengan itu Allah akan menambah hidayah tersebut sebagaimana firman-Nya yang bermaksud:

“Dan orang-orang yang menerima hidayah, Allah menambahi mereka dengan hidayah, serta memberi kepada mereka (dorongan) untuk mereka bertaqwa.” [Muhammad, ayat 17] “Dan Allah akan menambahi hidayah petunjuk bagi orang-orang yang menurut jalan petunjuk.” [Maryam, ayat 76]

Orang yang mengamalkan ilmu juga bererti meningkatkan ketaqwaannya, maka dengan itu Allah akan mengurniakan kepadanya al-Furqan yang membolehkan dia membezakan antara yang benar dan batil. Allah akan juga menambahi Rahmat-Nya dan memberikannya cahaya untuk terus berada di atas jalan yang benar. Perhatikan dua firman Allah berikut yang bermaksud:

“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu bertaqwa kepada Allah, nescaya Dia mengadakan bagi kamu (al-Furqan) yang membezakan antara yang benar dengan yang salah, dan menghapuskan kesalahan-kesalahan kamu, serta mengampunkan (dosa-dosa) kamu. Dan Allah (sememangnya) mempunyai limpah kurnia yang besar.” [al-Anfal, ayat 29]

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kamu kepada Allah dan tetaplah beriman kepada Rasul-Nya (Muhammad), supaya Allah memberi kepada kamu dua bahagian dari rahmatNya, dan menjadikan bagi kamu cahaya untuk kamu berjalan dengannya, serta diampunkannya dosa kamu; dan (ingatlah), Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.” [al-Hadid, ayat 28]

Adab 6: Berhubung dengan orang yang berhubung dengan ilmu.

Siapa kita berhubung, siapa kita berkawan, memiliki pengaruh yang besar kepada perwatakan diri kita sendiri. Rasulullah pernah mengingatkan, maksudnya:“Sesungguhnya perumpamaan teman yang soleh dan teman yang buruk hanyalah seumpama pembawa minyak wangi dan peniup tungku api seorang tukang besi. Bagi pembawa minyak wangi, boleh jadi sama ada dia memberinya kepada kamu (minyak wangi) atau kamu membeli daripadanya (minyak wangi) atau kamu mendapat bau harum daripadanya. Bagi peniup tungku api seorang tukang besi, boleh jadi sama ada ia akan membakar pakaian kamu (kerana kesan tiupan api) atau kamu mendapat bau yang tidak sedap daripadanya (bau besi).” [Diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahihnya, hadis no: 2628].

Oleh itu sesiapa yang berusaha untuk memahami agama Islam hendaklah sentiasa berhubung dengan orang-orang yang perhubungannya sentiasa bersama ilmu. Mereka adalah orang-orang yang perhatiannya sentiasa kepada al-Qur’an dan al-Sunnah yang sahih, usahanya sentiasa kepada mengkaji kitab-kitab peninggalan para ulama’ dan pemikirannya sentiasa ke arah memperbaiki keadaan umat Islam dan menjaga kemurnian agama Islam.

Di antara mereka ialah para alim ulama’ dan guru-guru, maka hendaklah memuliakan mereka, mendengar nasihat mereka dan mengikuti jejak langkah mereka. Seandainya mereka berbuat salah, hendaklah menasihati mereka secara sopan dan tersembunyi, tidak secara kasar dan terbuka kepada orang ramai. Di antara mereka adalah orang-orang yang dalam proses memahami agama Islam, maka hendaklah menjadikan mereka sebagai sahabat karib, selalu meluangkan masa berkongsi ilmu, bertukar-tukar pendapat dan saling menasihati.

Adab 7: Berdoa Kepada Allah.

Setiap usaha perlu diikuti dengan doa dan usaha untuk memahami agama Islam tidak terpisah daripada adab ini. Maka hendaklah berdoa kepada Allah dan sebaik-baik doa adalah apa yang diajar oleh Allah dan Rasul-Nya. Antaranya:

“Tunjukilah kami jalan yang lurus. Iaitu jalan orang-orang yang Engkau telah kurniakan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) orang-orang yang Engkau telah murkai, dan bukan pula (jalan) orang-orang yang sesat.” [Maksud surah al-Fatihah, ayat 6-7]


رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا.

“Wahai Tuhanku, tambahilah ilmuku”. [Ta-Ha, ayat 114]


رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا.


“Wahai Tuhan kami! Kurniakanlah kami rahmat dari sisi-Mu, dan berilah kemudahan-kemudahan serta pimpinan kepada kami untuk keselamatan agama kami.”

[al-Kahf, ayat 10]


رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ.

“Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau memesongkan hati kami sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan kurniakanlah kepada kami limpah rahmat dari sisi-Mu; sesungguhnya Engkau jualah Tuhan Yang melimpah-limpah pemberian-Nya.”

[Ali Imran, ayat 8]


اللَّهُمَّ رَبَّ جَبْرَائِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ


تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنْ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ إِنَّكَ تَهْدِي مَنْ

تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ.


“Ya Allah, Tuhan Malaikat Jibril, Mikail dan Israfil, Tuhan pencipta langit dan bumi, Tuhan yang Maha Mengetahui semua yang ghaib dan nyata. Engkaulah yang akan menghakimi para hamba-Mu mengenai apa sahaja yang mereka perselisihkan. Dengan izin-Mu berilah aku petunjuk memilih kebenaran dari apa yang mereka perselisihkan. Engkaulah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki ke jalan yang lurus.”

[Shahih Muslim, hadis no: 77].

Ya Allah, peliharalah diriku, suamiku dan anak-anakku akan dalam menjaga adab-adab dalam menuntut ilmuMu yang amat luas ini... Berkati dan rahmatilah segala ilmu yang kami pelajari serta berikanlah kami kejayaan di dunia dan di akhirat... Ameen...

Friday 1 October 2010

Cabaran Permulaan Fasa Penulisan PhD : Penulisan Abstrak dan Pengesahan Tajuk Tesis

Pada tahun ketiga PhD, rata-rata calon PhD akan memulakan fasa penulisan tesis atau 'writing up stage'. Untuk memulakan penulisan tesis ini bukanlah mudah (bagi saya). Di sini saya catatkan dua perkara penting yang mungkin boleh digunapakai kepada sesiapa yang sedang berniat untuk memulakan fasa ini.

Penulisan Abstrak

Saya mula merangka abstrak tesis yang mengandungi serba ringkas tetapi jelas penerangan mengenai objektif, kaedah yang digunakan (methodology), keputusan uang diperolehi dan sumbangannya dalam penyelidikan. Namun, ianya tidaklah mudah. Walaupun hanya satu mukasurat sahaja, tetapi jika ianya tidak dapat membayangkan dengan jelas tentang penyelidikan kita, sudah pasti ia akan mengundang 'bahaya' ketika pemeriksa membacanya. Majoriti pemeriksa (yang terdiri dari pemeriksa luar universiti dan dalam universiti), perkara pertama yang mereka akan lihat ialah abstrak. Oleh itu, pastikan isinya padat dan mengandungi semua maklumat yang saya nyatakan di atas.

Pengesahan tajuk tesis

Penukaran tajuk tesis sepatutnya tidak berlaku di tahun terakhir penyelidikan. Tetapi, di makmal saya, ramai calon-calon PhD ini mengalami dilema penukaran tajuk tesis pada tahun ketiga. Tetapi jangan panik! Penukaran tajuk ini akan dicadangkan oleh penyelia bagi memastikan ianya bersesuaian dengan keputusan yang kita perolehi dari semua eksperimen-eksperimen yang telah dijalankan sepanjang tempoh dua tahun lebih. Jika kita tidak menukar tajuk yang bersesuaian, kemungkinan penulisan dan sumbangan terhadap penyelidikan tidak akan dapat dilihat dengan jelas. Ini pada pandangan saya yang sentiasa cuba memahami tujuan penyelia membuat sesuatu tindakan kepada calon PhD ini. Mereka lebih makan garam dari kami(calon PhD), dan mereka telah berhadapan dengan pelbagai situasi jatuh, bangun, suka, duka calon PhD ini semasa sesi viva (fasa terakhir PhD). Bagi mengelakkan pelajar-pelajar mereka berhadapan dengan sebarang kesukaran semasa fasa terakhir tersebut, mereka akan cuba membantu pelajar-pelajarnya sedaya upaya.

Oleh itu, saya sarankan pengesahan tajuk tesis ini haruslah dibuat seawal mungkin sebelum bermulanya fasa penulisan (sekurang-kurangnya 6 bulan sebelum tamat tempoh pengajian). Iaitu berdasarkan keputusan yang telah kita perolehi pada ketika itu. Jika tajuk yang dipersetujui sebelum ini kekal sama, sudah pasti tiada masalah. Namun, bagi calon PhD yang dikehendaki menukar tajuk di saat-saat akhir ini, sentiasalah cuba berfikiran positif. Semua yang berlaku ada hikmah disebaliknya. Mungkin kita akan berasa lemah, kurang bersemangat, atau 'marah' dengan tindakan penyelia kita, tetapi, itu semua hanya membuang masa kita dan mungkin akan mejadikan kita lebih lemah. Jalan yang terbaik (yang hasrus diambil) ialah kembalilah dan mengadulah hanya kepada yang Maha Esa. Moga Allah, dengan rahmatNya, akan membantu hamba-hambaNya yang sedang menuntut ilmu dan yang sedang dalam kesukaran... Ameen

Tuesday 21 September 2010

Tazkirah Ukhuwwah, Ziarah dan Raya

Alhamdulillah... di sini saya uploadkan satu ceramah yang mempunyai pengisian yang cukup baik terutama dalam menjaga hubungan baik sesama rakan-rakan kita dalam masyarakat. Ceramah ini disampaikan oleh Al-Fadhil Ustaz Zaharuddin Abd Rahman pada 10 Shawwal 1431H yang lalu. Marilah sama-sama kita hayati dan dengar isi ceramah ini dengan baik. Moga ianya dapat diaplikasikan ke dalam kehidupan seharian kita.

Bahagian Pertama



Bahagian kedua



Bahagian ketiga



Bahagian terakhir



Ya Allah, Moga Engkau rahmati ukhuwahku bersama-sama rakan-rakan PhD dan masyarakat disekelilingku. Engkau berikanlah petunjuk kepadaku dalam menjaga hubungan ini. Jauhkan dari perasaan hasad dengki. Lindungi diriku ini (secara sengaja atau tidak sengaja) dari menyakiti hati teman-teman. Dan lindungilah diriku dari mudah terasa hati dengan kata-kata dan tingkahlaku mereka. Bantulah diriku dalam memelihara persaudaraan dan ukhuwah kami... Moga diri ini dapat memiliki sifat kesabaran dan keikhlasan yang hakiki...Ameen

Friday 17 September 2010

Ujian di penghujung PhD

Terlebih dahulu topik kali ini bukanlah hasil dari pengalaman saya sendiri. Tetapi ia merupakan hasil pemerhatian saya kepada rakan-rakan yang sedang bertungkus lumus mengharungi saat-saat kritikal dipenhujung PhD. Semoga ianya menjadi iktibar dan teladan buat kita yang bakal menempuh saat in kelak.

Setelah selesai membuat kajian literatur, ujikaji (bidang sains/kejuruteraan) atau kajian emprikal dan mempunyai keputusan-keputusan (results) yang memakan masa lebih kurang 2-3 tahun, proses penulisan dan perbincangan akan bermula. Di bahagian inilah, kekuatan penyelidikan harus ditekankan dalam bentuk perbandingan, arguments dan macam-macam kaedah lagi. Yang penting sumbangan (contribution) kita dalam bidang berkenaan ditulis dengan jelas.

Disamping tekanan untuk menulis tentang perkara-perkara yang dijelaskan di atas, terdapat perkara-perkara sampingan yang pastinya sedikit sebanyak menambahkan beban tekanan buat calon PhD ini. Setiap individu pastinya mempunyai masalah mereka yang tersendiri. Tidak terluah dek kata-kata. Apa yang mereka mampu buat hanyalah terus fokus dalam tugasan yang wajib mereka selesaikan, iaitu sekurang-kurangnya menyelesaikan penulisan tesis dan hantar ke pihak penilai. Ianya pastinya bukan suatu yang mudah. Berat mata memandang, berat lagi bahu yang memikul.

Sebagai seorang rakan, kita seharusnya memberi sokongan kepada mereka. Jangan ditambah beban yang sedia ada di bahu mereka. Cuba fahami situasi mereka. Mereka yang dahulunya ceria dan sering tersenyum, kemungkinan bertukar watak menjadi pendiam dan penyepi. Mereka yang dahulunya sering bercampur dengan masyarakat, kemungkinan memencilkan diri. Jika kita tahu mereka sedang berhadapan dengan ujian di penghujung PhD ini, seharusnya kita banyakkan bersabar dan berdoa agar Allah permudahkan semua urusan mereka, leraikan segala simpulan yang mengusutkan mereka dan berikanlah kejayaan kepada mereka. Jangan dikusutkan fikiran mereka, jangan membuat sebarang spekulasi tentang mereka, jangan ditanya soalan-soalan yang sensitif kepada mereka. Jika kita tidak mahu disakiti, janganlah kita menyakiti hati orang lain. Saya juga masih sedang cuba mendidik diri agar menjaga kata-kata terutama gurauan.. yang kadangkala secara kita tidak sedar telah menyakiti hati orang lain.

Giliran saya juga pastikan sampai. Dan saya berdoa agar rakan-rakan yang saya kasihi akan membantu dan menyokong saya. Ya Allah, berikanlah saya kejayaan sebagaimana Engkau telah berikan kejayaan kepada rakan-rakan saya yang lain... Ameen

Doa Mohon Lindungan Allah dari di Rogol dan Cabul

Dewasa ini, isu-isu berkaitan dengan kes rogol, cabul dan bunuh semakin meningkat. Di mana silapnya? Di dada-dada akhabar memaparkan kes pembunuhan di sana sini di tambah lagi dengan gejala buang bayi yang semakin tidak dapat dibendung. Apa nak jadi dengan manusia sekarang? Inikah kesan dari pemodenan? Semakin difikir, semakin risau... Perkara-perkara ini berlaku ada kalanya diluar jangkaan kita. Siapa yang mahu dirinya di rogol atau di cabul? Na a'auzubillah.. Moga Allah lindungi keluarga, anak-anak, saudara mara, rakan-rakan wanita sekelian dari penjenayah, pencabul dan perogol yang tidak berperikemanusiaan ini...Ameen..

Di sini, saya ingi berkongsi informasi dan yang paling penting doa-doa khusus yang boleh dibaca dan diamalkan untuk mengelakkan dari kejadian yang tidak diingini. Hanya kepada Allah kita bermohon dan semoga Allah memakbulkan dan sentiasa melindungi kita semua...

Doa Dari Hadis Sohih : Khusus Elak Di Rogol & Cabul
Oleh Ustaz Zaharuddin Abd Rahman

Petikan di bawah diambil dari sumber di sini:

Terdapat beberapa pertanyaan tentang doa yang khusus bagi kaum wanita samada dewasa dan kanak-kanak untuk mengelakkan mereka dari terperangkap dalam situasi yang boleh membawa kepada rogol, pencabulan dan lebih dahsyat lagi deraan seks yang diakhiri dengan pembunuhan.
Maka di sini, selain doa dari hadis sohih pelindung setiap kali keluar rumah yang telah saya paparkan di artikel berkenaan Al-Marhumah Nurin Jazlin sebelum ini. Iaitu :-

رَسُولَ اللَّهِ يقول من قال بِسْمِ اللَّهِ الذي لَا يَضُرُّ مع اسْمِهِ شَيْءٌ في الأرض ولا في السَّمَاءِ وهو السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ لم تُصِبْهُ فَجْأَةُ بَلَاءٍ حتى يُصْبِحَ وَمَنْ قَالَهَا حين يُصْبِحُ ثَلَاثُ مَرَّاتٍ لم تُصِبْهُ فَجْأَةُ بَلَاءٍ حتى يُمْسِيَ

Dalam sebutan rumi : BISMILLAH ALLAZI LA YADURRU MA'ASMIHI SYAIUN FIL ARDI WA LA FIS SAMAIE , WAHUWAS SAMI'UL 'ALIM
Ertinya : Rasulullah s.a.w didengari berkata sesiapa yang berdoa : "Dengan nama Allah yang tiada dimudaratkan sesuatu apapun dengan namaNya samada di bumi dan di langit, dan Dialah maha mendengar dan maha mengetahui"
sebanyak 3 kali, maka ia tidak ditimpa kesusahan bala dan musibah sehinggalah subuh esoknya, dan barangsiapa membacanya ketika subuh 3 kali, ia tidak ditimpa kesusahan bala dan musibah sehingga petangnya" ( Riwayat Abu Daud, 4/323 ; At-Tirmidizi, 5/465 dan Ahmad ; Tirmizi : Hasan - Teks doa berwarna Merah Syeikh Syuaib ; Hasan)

Ingin saya utarakan satu lagi doa sohih yang dibaca oleh isteri Nabi Ibrahim a.s (iaitu Siti Sarah) yang menyebabkan para lelaki zalim termasuk rajanya melarikan diri, saya sertakan sekali sumber rujukannya dari hadis Nabi s.a.w.
اللّهُمَّ اِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ اني آمَنْتُ بِكَ وَبِرَسُولِكَ وَأَحْصَنْتُ فرجي إِلاَّ على زوجي فَلاَ تُسَلِّطْ عَلَىَّ الْكَافِرَ

Dalam sebutan rumi : ALLAHUMMA IN KUNTA TA'LAMU INNI AAMANTU BIKA, WA BIRASULIKA WA AHSONTU FARJI ILLA 'ALA ZAWJI FALA TUSALLIT 'ALAYYA AL-KAFIR WA AZ-ZALIM
Ertinya : Ya Allah, jika engkau mengetahui bahawa aku beriman kepada Mu dan Rasul Mu, dan aku menjaga kehormatanku hanya untuk suamiku, maka lindungilah aku daripada dikuasai oleh orang-orang kafir dan zalim" ( Riwayat Al-Bukhari, no 2104, 2/722 ; Sunan Al-Baihaqi, 5/97; Musnad ahmad, 2/403 ; Fath Al-Bari, 6/393; Umdat Al-Qari, 12/30 ; Sohih )

Semoga ia dapat dihafaz dan di amalkan oleh semua wanita Muslimah, Cuma jangan lupa bahawa doa ini bersifat tawassul dengan amal soleh anda, iaitu apabila diikat dengan imannya dengan Allah s.w.t dan RasulNya dan telah dijaga kehormatannya dan sudah tentu auratnya.

Justeru, seolah-olah kemaqbulan doa ini juga diikat tentang kewajiban untuk beriman dengan Allah dan rasulNya dan menutup aurat anda. Tanpanya, doa ini masih amat digalakkan untuk dilakukan, cuma jaminan seolah-olah lebih pasti bagi yang apa yang dikatanya (dalam doa ini) menepati apa yang sebenarnya penampilan fizikal anda.

Justeru, jika berbaju kebaya terbelah, baju sendat menampakkan susuk tubuh, berpakaian nipis seolah telanjang, bersolek canggih seperti artis bukan Islam..sudah tentu doa ini sahaja belum cukup mampu menjaga anda. Bukan kerana Allah s.w.t tidak mampu, tetapi Allah s.w.t tidak anggap wanita itu layak dek kerana kedegilannya sendiri.

Thursday 16 September 2010

Ujian kematian

Setiap makhluk yang hidup pastikan mati. Sudahkah kita bersedia meninggalkan orang yang kita cintai atau kita kasihi? Atau sudahkah kita besedia dengan ujian kematian?

Bak kata pepatah melayu, ajal dan maut di tangan Tuhan... Hanya Allah swt yang Maha Mengetahui bila, bagaimana dan di mana kita akan mati. Kita hanya mampu berdoa agar kita mati dalam keadaan Husnul Khatimah(Penyudahan Yang Baik). Terdapat petanda yang dapat dilihat bagi orang yang mati dalam keadaan tersebut iaitu:

1. Sempat mengucap dua kalimah syahadah.
2. Berpeluh didahi.
Sabda Rasulullah:
Bahawa matinya seseorang mukmin itu dengan keluarnya peluh di dahi.
Riwayat oleh Ahmad dan Tarmizi.

3. Mati pada malam atau hari Jumaat.
Sabda Rasulullah:
Tidak seorang muslim pun yang mati pada hari atau malam Jumaat melainkan Allah akan menjaganya dari fitnah kubur.

4. Mati di medan perang kerana membela agama Allah.
Bagi orang yang mati syahid ada 6 kelebihan:
-Akan diampuni dengan serta merta dosanya serta diperlihatkan tempat duduknya di syurga (kecuali mereka yang masih ada urusan hutang).
-Diselamatkan dari seksa kubur.
-Aman dari ketakutan yang teramat besar dan dahsyat.
-Diperhiasi dengan iman.
-Dikahwinkan dengan bidadari (semiskin-miskin ialah 49 bidadari).
-Dapat memberi syafaat kepada 70 orang keluarganya.
Riwayat oleh Termizi, Ahamd dan Ibnu Majah.

5. Mati kerana melhirkan anak.
6. Mati kerana taun.
Sabda Rasulullah:
Taun itu satu kematian syahid bagi setiap mukmin. (Hendaklah ia sabar dan redha menganggungnya).
Riwayat oleh Muslim.

7. Mati akibat sakit perut maka ia mati syahid,
Sabda Rasulullah:
Dan barang siapa mati kerana sakit perut maka ia mati syahid.
Riwayat oleh Muslim.

8. Mati tengelam dan tertimbus oleh bangunan.
9. Mati terbakar. Riwayat At-Tabrani.
10.Mati dalam nifas. Riwayat At-Tabrani.
11.Mati kerana sakit TB.
Sabda Rasulullullah:
Orang yang mati kerana menanggung penyakit kurus kering ia mati syahid.
Riwayat Tabrani.

12.Mati akibat luka perang di jalan Allah.
Sabda Rasulullah:
Barangsiapa yang luka kerana perang di jalan Allah itu mati, maka bererti ia syahid, atau kena pijak oleh unta atau kudanya atau ia mati ditempat tidurnya (setelah berperang itu) dengan sebab apa-apa pun yang dikehendaki oleh Allah, maka sesungguhnya ia adalah mati syahid dan akan masuk syurga.
Riwayat Daud.

13.Mati mempertahankan harta.
Riwayat Bukhari.
14.Mati kerana mempertahankan diri.
Sabda Rasulullah:
Barangsiapa terbunuh kerana mempertahankan darahnya (dirinya) maka ianya mati syahid.
Riwayat Abu Daud.

15.Mati dalam bersiap-siap untuk berperang di jalan Allah.
16.Mati ketika sedang beramal soleh seperti sedang menuntut ilmu (ilmu yang dibolehkan oleh Islam) di masjid atau sedang berdakwah.

Berkata Abu Laith – Barangsiapa yang ingin selamat dari seksa kubur maka haruslah ia melazimi 4 perkara dan meninggalkan 4 perkara:
-Mejaga sembahyang 5 waktu.
-Banyak bersedekah.
-Banyak membaca Al Quran.
-Banyak bertasbih.

Dan hendaklah ia meninggalkan:
-Meninggalkan dusta.
-Meninggalakan sifat khianat.
-Meninggalkan sifat mengadu-domba.
-Mejaga Kencing.

Informasi ini saya ambil dari blog ini.

Buat saudara pembaca yang munkin baru sahaja kehilangan insan tersayang. Bersabarlah. Jangan ditangisi lagi pemergian mereka. Sesungguhnya Allah lebih menyayangi mereka. Panjatkan doa kepadaNya agar roh Allahyarham/Allahyarhammah ditempatkan ke dalam golongan orang-orang yang soleh dan solehah.

Monday 13 September 2010

Cabaran bila akhirnya Ramadhan dan menjelangnya Syawal

Alhamdulillah...

Bersyukur saya kehadrat Ilahi, tahun ini dapat saya berjumpa Ramadhan dan kini Syawal. Ia merupakan tahun ke-3 saya dan keluarga menyempurnakan ibadah puasa dan meyambut raya diperantauan. Walaubagaimanapun, raya tahun ini, kami sambut dengan penuh kelainan dari tahun-tahun sebelum ini. Pada tahun 2008 dan 2009, kami beraya di Leicester bersama penuntut-penuntut postgraduate di University of Leicester. Jika diimbau kembali, pada tahun 2008, kami beraya bersama kedua orang tua kami (sebelah suami)(Hj Zainuddin dan Hjh Khadijah) manakala pada hari raya tahun 2009, kami beraya bersama bonda Hjh Khatijah. Suatu nikmat yang amat besar yang Allah berikan kepada kami sekeluarga... Alhamdulillah..

Solat hari raya di Kelab Melayu London: Ringkas dan ceria

Tahun 2010, hari raya (1 Syawal 1431H) jatuh pada hari Jumaat, bersamaan 10 September 2010. Kami telah beraya di rumah ibu saudara di East London. Suatu pengalaman yang tidak dapat kami lupakan. Pagi raya, kami telah pergi solat hari raya Aidilfitri di Kelab Melayu London di 100 Cricketfield Rd, Clapton, London. Ianya disambut serba sederhana, tiada lagu raya yang berkemudang... Bermula dengan takbir, solat, khutbah, doa, bermaaf-maafan dan jamuan. Ringkas tapi meriah. Sudah cukup bagi kami. Di sini kami telah berjumpa dengan ramai orang melayu (warga emas) yang telah menetap di UK lebih dari 40 hingga 50 tahun. Menurut ibu saudara kami, salah seorang dari mereka telah datang ke UK dengan menaiki basikal melalui Thailand dan seterusnya... dan akhirnya London. Kebanyakan mereka adalah kelasi-kelasi kapal yang telah menetap lama di sini. Lebih seronok lagi apabila pakcik-pakcik atau atok-atok ini telah memanggil anak-anak kecil untuk memberi duit raya. Pertama kali buat anak-anak kami merasa mendapat duit raya di UK. Di sini jelas kelihatan adat memberi duit raya kepada kanak-kanak tetap sebati dalam jiwa mereka. Terubat rindu kami pada kampung halaman di Malaysia...

Antara sedikit sebanyak sejarah kelab ini adalamh seperti berikut:

Sejarah kelab Melayu di London di tubuhkan sejak 30 tahun dahulu. Dahulunya kelab Melayu ini adalah bagi orang-orang Melayu di London, bertemu dan beramah mesra. Orang-orang Melayu tersebut adalah mereka yang datang ke UK sebagai angkatan kelasi kapal dan warga buruh datang ke London mencari kerja serta ada yang menyambung pelajaran dan secara langsung dapat membantu keluarga yang susah di Malaysia. Kebanyakan mereka yakni semuanya lelaki berkahwin dengan wanita tempatan di UK; Mek Salleh.

Kini, setelah 30 tahun berlalu, mereka sudah tua-tua belaka. Anak-anak mereka pun dah besar-besar belaka dan hidup dengan keluarga masing-masing. Manakala di Kelab Melayu inilah tempat yang dikunjung walaupun pada hari-hari biasa dan menjadikan aktiviti harian yang utama bagi mereka. Cuma aktivitnya minum-minum teh tarik, berbual-bual dan bersembahyang berjemaah. Bukannya mereka tidak mahu pulang semula ke Malaysia secara tetap, kerinduan pada tanah air tidak dapat mereka lupai. Tetap di lubuk hati tanahair adalah yang utama bersama keluarga dan sanak saudara.

Di ambil dari petikan di blog ini.

Majlis Rumah Terbuka di Penginapan Rasmi Pesuruhjaya Tinggi Malaysia Rumah Malaysia
Aktiviti kami seterusnya ialah menghadiri Majlis Rumah Terbuka di Penginapan Rasmi Pesuruhjaya Tinggi Malaysia Rumah Malaysia, di Templewood Garden, London. Suasana rumah terbuka di sini amat meriah dengan juadah nasi minyak, kambing golek dan kuih-muih yang beraneka jenis.

Kunjung-mengunjung
Pada sebelah malam, kami telah makan malam di rumah teman ibu saudara kami, warga Bangladesh dan isterinya seorang warganegara Pakistan. Kami dijamu dengan mee goreng dan nasi beryani bersama-sama dengan anak-anak mereka seramai 3 orang dan cucu mereka. Alhamdulillah, kami dapat menumpang kasih dengan kemesraan dan kasih sayang yang diberikan kepada kami dan ibu saudara kami.

Ziarah-meziarahi
Pada 11 September 2010, kami berangkat pulang ke rumah. Alhmdulillah kami sempat menziarahi rumah seorang sahabat kami yang sedang menjamu ahli-ahli persatuan tempat kami. Akhirnya, sempat kami berjumpa dengan rakan-rakan kami di sini dan saling bermaafan.

Batasan beraya
Di samping kita seronok beraya dan berkunjung-kunjugan di bulan Syawal ini, kita sering lalai dan leka dengan adab percakapan dan tingkah laku kita. Kita hanya rasakan seronok dapat makan pelbagai jenis makanan sehinggakan kita tidak menjaga sikap kita dan mengamalkan apa yang disarankan atau dituntut oleh agama Islam dalam bulan yang mulia ini. Boleh lihat saranan tersebut di tazkirah Ramadhan-Syawal oleh Al-Fadhil Ustaz Zaharuddin bersama warga Masleics.









Alangkah mulia bulan Syawal ini. Alangkah rindunya hati ini dengan bulan Ramadhan. Bulan di mana semua umat Islam berkejar-kejar mengerjakan ibadah kepada Allah dan mengaharapkan pertemuan dengan malam Lailatul Qadar. Dari itu, wahai pembaca-pembaca dan teman-teman yang dikasihi, termasuk juga diri ini, jagalah lidahmu dalam menuturkan kata-kata, jagalah tangan dan matamu dari melakukan perbuatan maksiat. Dari kata-katamu, orang boleh mengetahui isi hatimu. Sesungguhnya diam itu lebih baik dari berkata-kata perkara yang lagha.

Pohonlah maaf dengan penuh keikhlasan dan jangan ulangi kesilapan yang sama, jangan sakiti hati ibu, bapa, saudara mara, dan teman setelah kita memohon maaf dari mereka.

Ya Allah, bantulah diriku mengawal lidahku dan perbuatanku.. Jauhkan diri ini dari perasaan prasangka buruk dan mengumpat serta perbuatan yang menyakiti hati orang lain. Moga Allah berkati hubungan baik antara kami dan moga ukhuwah inikan kekal hingga ke Syurga... Ameen

Wednesday 1 September 2010

Muslims Dictionary

Every Muslim should remember these essential expressions.

Note: Spellings may vary when translated to English

These expressions are mostly singular. For example to say ‘Jazak(i) Allahu Khair” to more than one person you would ‘Jazakum Allahu Khairan’ and to say ‘Barak Allahu feek(i)” to more than one person is “Barak Allahu Feekum”

e.g.

Masculine: Jazak Allahu Khair
Feminine: Jazaki Allahu Khair
Plural: Jazakum Allahu Khair

It is fine to speak in the masculine tense when speaking to women formally.

Say/When/Translation

Assalamu ‘Alaikum
-- when you meet a muslim
Translation: Peace be upon you

Wa’alaikum Assalam
-- a Muslim greets you
Translation: And peace be upon you

Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh
-- formal and great greeting to a Muslim
Translation: May the peace, mercy, and blessings of Allah be upon you

Wa’alaikum assalam wa rahmatullahi wa barakatuh
-- a Muslim greets you
Translation: And peace and mercy and blessings of Allah be upon you

Hiyyak Allah
-- When greeting someone after Salaams
Translation: May Allah greet you (lit. May Allah preserve your life)

Bismillah arRahman arRahim
-- before making a beginning
Translation: In the name of Allah, most Gracious most Merciful

Jazak Allah Khairan
-- for expression of thanks
Translation: May Allah reward you with blessings
(Reply: Wa iyak(i), wa iyakum; Trans. And you)

BarakAllahu feekum or Allah baraka feek(i)
-- responding to someone’s thanks/ a way of expressing thanks
Translation: May Allah bless you
(Reply: Wa feek(i), Wa feekum; Trans.: And you)

Fi Amanillah
-- by way of saying good-bye
Translation: May Allah protect you

Subhanallah
-- for praising something
Translation: Glory be to Allah

Insha Allah
-- for expressing a desire to do something
Translation: If Allah wills/Through Allah’s will

Astaghfirullah
-- Repenting for sins before Allah
Translation: I beg Allah for forgiveness

Masha Allah
-- for expressing appreciation of something good
Translation: As Allah has willed/Praise be to Allah

Alhamdulillah
-- for showing gratitude to Allah after success or even after completing anything
Translation: Thanks be to Allah

Ameen
-- the end of a Dua or prayer
Translation: May it be so

Sallahu ‘alayhi wa salaam
-- whenever say the name of Prophet Muhammad
Translation: Peace be upon him (S.A.W.)

‘Alayhi salaam
-- whenever say the name of a prophet
Translation: Peace be upon him (A.S.)

Radi Allah ‘Anhu
-- whenever say name of male companion of the Prophet (Sahabi)
Translation: May Allah be pleased with him (R.A.)

Radi Allah ‘Anha
-- whenever say name of female companion of the Prophet
Translation: May Allah be pleased with her (R.A.)

Radi Allah ‘Anhum
-- Plural form of saying companions of the Prophet
Translation: May Allah be pleased with them (R.A.)

Innaa lillaahi wa innaa ilayhi raaji’oon
-- this is uttered as an expression upon hearing the news of some loss or some one’s death
Translation: To Allah we belong and to Him is our return

aathama allahu ajrakom
-- uttered to family of deceased
Translation: may Allah make your ajer (reward) great

Shakar Allahu Sa’yikum
-- uttered to people who attend aaza – when friends go to send condolences upon death of a person
Translation: May Allah accept that your effort

La hawla wala quwata illah billah
-- during the time of troubles
Translation: There is no strength nor power except Allah

_________________

A few more:

Tawakkal-tu-’ala-Allah- I have put my trust in Allah-rely on Allah solving a problem

Tawkkalna-’ala-Allah – we have put our trust in Allah – waiting for a problem to be solved

Rahimahullah – Allah have Mercy on him – you see someone in distress

Na’uzhu-bi-Allah - we seek refuge in Allah – showing your dislike

Fi sabeel illah – in/for Allah’s cause/way – you give charity/help people

Ittaqillah-fear Allah- you see someone doing a bad deed

Hayyak Allah - Allah maintain your life – you greet someone

Hasbi Allah – Allah will suffice me – you are in a difficult situation

Azhak Allah sinnaka - May Allah keep you cheerful – you seek another Muslim with cheerful countenance

____________________

A

AL-HAMDU LILLAHI RABBIL ‘ALAMIN
This is a verse from the Qur’an that Muslims recite and say many times per day. Other than being recited daily during prayers, a Muslim reads this expression in every activity of his daily life. The meaning of it is: “Praise be to Allah, the Lord of the worlds.”

A Muslim invokes the praises of Allah before he does his daily work; and when he finishes, he thanks Allah for His favors. A Muslim is grateful to Allah for all His blessings. It is a statement of thanks, appreciation, and gratitude from the creature to his Creator.

ALLAHU AKBAR
This statement is said by Muslims numerous times. During the call for prayer, during prayer, when they are happy, and wish to express their approval of what they hear, when they slaughter an animal, and when they want to praise a speaker, Muslims do say this expression of Allahu Akbar. Actually it is most said expression in the world. It’s meaning: “Allah is the Greatest.” Muslims praise Allah in every aspect of life; and as such they say Allahu Akbar.

ASSALAMU ALAIKUM
This is an expression Muslims say whenever they meet one another. It is a statement of greeting with peace. The meaning of it is: “Peace be upon you.”

Muslims try to establish peace on earth even through the friendly relation of greeting and meeting one another.

The other forms are: “Assalamu ‘Alalikum Wa Rahmatullah,” which means:”May the peace and the Mercy of Allah be upon you,” and “Assalamu Alalikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh,” which means:”May the peace, the mercy, and the blessings of Allah be upon you.”

ASTAGHFIRULLAH
This is an expression used by a Muslim when he wants to ask Allah forgiveness. The meaning of it is: “I ask Allah forgiveness.” A Muslim says this phrase many times, even when he is talking to another person. When a Muslim abstains from doing wrong, or even when he wants to prove that he is innocent of an incident he uses this expression. After every Salah (payer), a Muslim says this statement three times.

A’UDHU BILLAHI MINASHAYTAN IRAJEEM
This is an expression and a statement that Muslims have to recite before reading to Qur’an, before speaking, before doing any work, before making a supplication, before taking ablution, before entering the wash room, and before doing many other daily activities. The meaning of this phrase is: “I seek refuge from Allah from the outcast Satan.” Allah is the Arabic name of God.

Satan is the source of evil and he always tries to misguide and mislead people. The Qur’an states that Satan is not an angel but a member of the Jinn, which are spiritual beings created by Allah. So the belief that Satan is a fallen angel is rejected in Islam.

B

BARAKALLAH

This is an expression, which means: “May the blessings of Allah (be upon you).” When a Muslim wants to thank to another person, he uses different statements to express his thanks, appreciation, and gratitude. One of them is to say “Baraka Allah.”

BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
This is a phrase from the Qur’an that is recited before reading the Qur’an. It is to be read immediately after one reads the phrase: “A’uzu Billahi Minashaitanir Rajim.”

This phrase is also recited before doing any daily activity. The meaning of it is: “In the name of Allah, the Most Beneficent, the Most Merciful.”

I

IN SHA’ ALLAH
When a person wishes to plan for the future, when he promises, when he makes resolutions, and when he makes a pledge, he makes them with permission and the will of Allah. For this reason, a Muslim uses the Qur’anic instructions by saying “In Sha ‘ Allah.” The meaning of this statement is: “If Allah wills.” Muslims are to strive hard and to put their trusts with Allah. They leave the results in the hands of Allah.

INNA LILLAHI WA INNA ILAHI RAJI’UN
When a Muslim is struck with a calamity, when he loses one of his loved ones, or when he has gone bankrupt, he should be patient and say this statement, the meaning of which is: “We are from Allah and to whom we are returning.”

Muslims believe that Allah is the One who gives and it is He takes away. He is testing us. Hence, a Muslim submits himself to Allah. He is grateful and thankful to Allah for whatever he gets. On the other hand, he is patient and says this expression in times of turmoil and calamity.

J

JAZAKALLAHU KHAYRAN

This is a statement of thanks and appreciation to be said to the person who does a favor. Instead of saying “thanks” (Shukran), the Islamic statement of thanks is to say this phrase. It’s meaning is: ” May Allah reward you for the good.”

It is understood that human beings can’t repay one another enough. Hence, it is better to request Almighty Allah to reward the person who did a favor and to give him the best.

K

KALAM

Talk or speech as in “kalamu Allah”; has also been used through the ages to mean logic or philosophy.

L

LA HAWLA WA LA QUWWATA ILLA BILLAH

The meaning of this expression is: ” There is no power and no strength save in Allah.” This expression is read by a Muslim when he is struck by a calamity, or is taken over by a situation beyond his control. A Muslim puts his trust in the hands of Allah, and submits himself to Allah.

LA ILAHA ILLALLAH
This expression is the most important one in Islam. It is the creed that every person has to say to be considered a Muslim. It is part of the first pillar of Islam. The meaning of which is: ” There is no lord worthy of worship except Allah.”

The second part of this first pillar is to say: “Mohammedan Rasul Allah,” which means:”Muhammad is the messenger of Allah.”

M

MA SHA’ ALLAH

This is an expression that Muslims say whenever they are excited and surprised. When they wish to express their happiness, they use such an expression. The meaning of “Ma sha’ Allah” is: “Whatever Allah wants.” or “Whatever Allah wants to give, He gives.” This means that whenever Allah gives something good to someone, blesses him, honors him, and opens the door of success in business, a Muslim says this statement of “Ma Sha’ Allah.”

It has become a tradition that whenever a person constructs a building, a house, or an office, he puts a plaque on the wall or the entrance with this statement. It is a sign of thanks and appreciation from the person to Almighty Allah for whatever he was blessed with.

MUHAMMADUN RASULULLAH
This statement is the second part of the first pillar of Islam. The meaning of this part is that Prophet Muhammad is the last and final prophet and messenger of Allah to mankind. He is the culmination, summation, purification of the previous prophets of Allah to humanity.

P

P.B.U.H.

These letters are abbreviations for the words Peace Be Upon Him which are the meaning of the Arabic expression ” ‘Alaihis Salam”, which is an expression that is said when the name of a prophet is mentioned.

This expression is widely used by English speaking Muslims. It is to be noticed here that this expression does not give the full meaning of “Salla Allahu ‘Alaihi Wa Sallam”. Therefore it is recommended that people do not use (p.b.u.h.) after the name of prophet Muhammad (s.a.w.); they should use “Salla Allahu ‘Alaihi Wa Sallam” instead, or they may use the abbreviated form of (s.a.w) in writing.

R

RADHIALLAHU ‘ANHU

This is an expression to be used by Muslims whenever a name of a companion of the Prophet Muhammad (s.a.w.) is mentioned or used in writing. The meaning of this statement is: “May Allah be pleased with him.”

Muslims are taught to be respectful to the elderly and to those who contributed to the spread and success in Islam. They are to be grateful to the companions of the prophet (s.a.w.) for their sacrifices, their leadership, and their contributions. Muslims are advised to use this phrase when such names are mentioned or written.

S

SADAQALLAHUL ‘ADHEEM

This is a statement of truth that a Muslim says after reading any amount of verses from the Qur’an. The meaning of it is: “Allah says the truth.”

The Qur’an is the exact words of Allah in verbatim. When Allah speaks, He says the truth; and when the Qur’an is being recited, a Muslim is reciting the words of truth of Allah. Hence, he says: “Sadaqallahul ‘Azim.”

SALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM
When the name of Prophet Muhammad (saw) is mentioned or written, a Muslim is to respect him and invoke this statement of peace upon him. The meaning of it is: “May the blessings and the peace of Allah be upon him (Muhammad).

Another expression that is alternatively used is: “Alaihissalatu Wassalam.” This expression means: “On Him (Muhammad) are the blessings and the peace of Allah.”

Allah has ordered Muslims, in the Qur’an, to say such an expression. Muslims are informed that if they proclaim such a statement once, Allah will reward them ten times.

S.A.W. These letters are abbreviations for the words “Salla Allahu ‘Alaihi Wa Sallam”.

SUBHANAHU WA TA’ALA
This is an expression that Muslims use whenever the name of Allah is pronounced or written. The meaning of this expression is: “Allah is pure of having partners and He is exalted from having a son.”

Muslims believe that Allah is the only God, the Creator of the Universe. He does not have partners or children. Sometimes Muslims use other expressions when the name of Allah is written or pronounced. Some of which are: “‘Azza Wa Jall”: He is the Mighty and the Majestic; “Jalla Jalaluh”: He is the exalted Majestic.

S.W.T. These letters are abbreviations for the words of “Subhanahu Wa Ta’ala”.

W

WA ‘ALAIKUM ASSALAM

This is an expression that a Muslim is to say as an answer for the greeting. When a person greets another with a salutation of peace, the answer for the greeting is an answer of peace. The meaning of this statement is: “And upon you is the peace.” The other expressions are: ” Wa Alaikums Salam Wa Rahmatullah.” and “Wa ‘Alaikums Salam Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh.”

Di ambil dari website : Every Muslim should remember these essential expressions.