Introduction

Firman Allah bermaksud,
Allah tidak memberati seseorang melainkan apa yang terdaya olehnya. Dia mendapat pahala kebaikan yang diusahakannya dan dia juga menanggung dosa kejahatan yang diusahakannya. (Mereka berdoa dengan berkata): Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau mengirakan kami salah jika kami lupa atau kami tersalah. Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau bebankan kepada kami bebanan yang berat sebagaimana yang telah Engkau bebankan kepada orang-orang yang terdahulu daripada kami. Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang kami tidak terdaya memikulnya dan maafkanlah kesalahan kami, serta ampunkanlah dosa kami dan berilah rahmat kepada kami. Engkaulah Penolong kami; oleh itu, tolonglah kami untuk mencapai kemenangan terhadap kaum-kaum yang kafir. (Surah Al-Baqarah ayat 286)

Thursday 30 December 2010

Kerana Allah Ta'ala

Sesungguhnya masih banyak lagi ilmu yang perlu saya pelajari, terutama ilmu yang berkaitan dengan ilmu Al-Qur'an dan hadith. Walaupun Al-Qur'an sering kita baca berulang-ulang kali, tetapi ilmu disebaliknya teramat luas, masih banyak lagi yang belum kita dalami dan selidiki... Belum termasuk lagi hadith-hadith Nabi yang mengandungi ilmu yang begitu banyak... Walaupun tidak sekaligus, saya akan terus cuba memperbaharui ilmu yang sedia ada... hingga ke akhir hayat. Moga Allah sentiasa memberkati diri ini.

Berbalik kepada ilmu hadith, anak sulung saya telah pun diajar oleh seorang Ustaz di sini tentang sebuah hadith. Setiap kali beliau pulang dari kelas mengaji, satu ayat demi satu ayat dihafalnya. Pernah saya bertanya dengan Ustazah dan Ustaz yang mengajar beliau apa makna hadith tersebut. Beliau telah menerangkan bahawa hadith itu menyatakan bahawa segala amalan yang kita lakukan perlulah atas dasar niat yang ikhlas kerana Allah s.w.t.

Dan semalam, saya teringat untuk mencari maklumat lanjut tentang hadith ini dan saya telah berkongsi info ini dengan suami dan anak-anak. Dan kini, dengan pembaca sekelian. Sememangnya hadith ini memberikan impak yang besar pada diri ini. Sebagai contoh, apakah sebenar-benarnya niat kita semasa membuat PhD ini. Adakah ianya benar-benar kerana Allah s.w.t? Atau sekadar untuk menunaikan amanah yang diberikan oleh universiti dan kerajaan? Atau sekadar untuk mengembangkan ilmu untuk tujuan mendidik anak-anak dan adik-adik yang dahagakan ilmu kejuruteraan ini? Atau sekadar untuk mendapatkan anugerah tertentu, pangkat DS52, gelaran Doktor, Prof Madya atau Professor?.... Tepuk dada, tanya niat... Innamal a'malu binniat...

Berikut disertakan hadith yang amat menyentuh jiwa ini. Ditambah dengan terjumpanya sebuah artikel yang amat menarik dibaca dalam menjelaskan dengan lebih lanjut tentang hadith ini. Teruja saya hendak berkongsinya bersama pembaca sekelian...



Innamal a'mallu binniyat
Beramal dengan Ikhlas
By : ansor

Bismillah..Dari Umar bin Khathab Ra. berkata : "Aku telah mendengar rasulullah saw.bersabda : Sesunggunya segala amalan itu tergantung pada niatnya. dan sesungguhnya bagi setiap orang apa yang ia niatkan. Maka barang siapa yang hijrahnya karena Allah dan rasulNya, ia akan sampai pada Allah dan RasulNya.dan barang siapa hijrahnya menuju dunia yang akan di perolehnya atau menuju wanita yang akan dinikahinya, ia akan mendapatkan apa yang dituju. (HR : Bukhari & Muslim)

Sungguh luar biasa hadits ini, Kenapa tidak? Karena hadits ini menerangkan tentang keikhlasan seseorang dalam beramal.Dan ini adalah inti dari segala amalan yang kita kerjakan. Apalah artinya beramal yang banyak, kalau tanpa niat karena Allah. walaupun seseorang beramal dengan ilmu yang benar, tetap dimata Allah tidak ada nilainya sama sekali , kalau tanpa di barengi keikhlasan. Yang ada mungkin hanya pujian dari orang lain dan kesombongan pada diri sendiri.

Abu abdullah mengatakan : Tidak ada hadits nabi yang paling banyak mengandung faidah kecuali hadits ini. Begitu juga dengan Imam syafi'i, beliau mengatakan : bawha hadits ini terdapat dalam 70 cabang ilmu agama. Maksudnya, dari hadits yang satu ini bisa masuk kepada 70 cabang ilmu.Innamal a'malu binniyyatai, wa innama likullimri in Maanawa Dua kalimat ini (innamal a'malu binniyyatai dengan wa innama likullimri-in Manawa) seolah olah sama, karena kalau diterjemahkan secarara tekstual, maka kita akan mendapatkan kesamaan arti.

Makanya sebagian ulama ada yang mengatakan, kalimat kedua dalam hadits ini hanyalah sebagai taukid (kalimat penguat) untuk kalimat yang pertama. Dan sebagian ulama lagi mengatakan (dan ini yang paling kuat alasanya) termasuk didalamnya pendapat imam Nawawi dalam kitabnya al-arbain an-nawawi bawha kalimat pertama innamal a'malu binniyat adalah menerangkan bahwa segala amalan itu mesti ada niatnya.

Dan yang dimaksud dengan kalimat wainnama likulimri in maanawa adalah hasil atau buah dari niat atas amalan yang di kerjakanya itu. Kalau kita beramal dengan niat karena Allah, maka keridhaan Allah yang akan kita dapatkan. dan kalau kita beramal dengan niat selain karena Allah, maka kita akan mendapatkan apa yang kita niatkan itu.

Melalui hadits ini Rasulullah saw. menjelaskan pada kita akan pentingnya -sebuah niat- dalam beribadah pada Allah. Makanya tidak heran kalau imam Bukhari meletakan hadits ini dalam kitab shahih bukhari pada jilid pertama dan pada nomor urutan pertama. Begitu juga dengan Imam Nawawi, dalam kitabnya al-arba'iin an-nawawiyah meletakan hadits ini pada urutan pertama juga.

Niat inilah yang sangat penting untuk senantiasa kita perhatikan setiap kita akan melakukan amalan. Karena hanya dengan niat kita akan mengetahui apakah kita melakukan amalan itu untuk mencari keridhaan Allah ataukah hanya untuk mendapatkan popularitas atau pujian dari manusia??

Seseorang yang "dulu" sangat berarti bagi saya, pernah menasehati..."Niatkanlah segala sesuatu itu karena Allah, karena kalau kita berniat bukan karenaNya maka kecewalah yang akan kita dapat".Subhanallah....! sungguh sangat berarti sekali nasehat ini bagi saya, Apalagi nasehat ini keluar dari mulut seseorang yang saya "cintai" sampai sekarang pun nasehat ini masih saya jaga dan saya laksanakan. Agar saya bisa senantiasa "mentajdid" niat atas amalan yang saya lakukan.Dalam kesempatan ini saya tidak akan panjang lebar menerangkan tentang eksistensi niat, mungkin saya hanya akan memberikan satu hadits yang sangat memperhatikan atas pentingnya niat. Hadits ini sangat luar biasa, dan kita selaku umat Islam harus dengan seksama memperhatikanya, agar kita senantiasa memperbaharui.... memperbaharui... dan memperbaharui niat dalam segala amalan yang kita kerjakan.

Dari Abu Hurairoh RA. Berkata : Aku telah mendengar Rasulullah saw. bersabda : Sesungguhnya manusia yang pertama kali dihukum oleh Allah pada hari kiamat, adalah seorang yang mati syahid. Maka didatangkan orang yang syahid itu, dan Allah mengenalkan nikmatnya dan orang yang "Syahid" pun mengenali ni'matnya. Allah berkata :"Apa yang kamu lakukan dengan nikmat itu? dia berkata : "aku berperang di jalanMu sehingga aku mati syahid" Allah berkata :"kamu telah bohong, akan tetapi kamu berperang supaya kamu dikatakan sebagai seorang pemberani. dan kamu telah disebut demikian. kemudian Allah memberikan perintah untuknya, maka ia diseret di atas wajahnya dan dilemparkan ke neraka.Dan seseorang yang mempelajari ilmu dan mengajarkannya, dan seseorang yang membaca al-qur'an. Maka didatangkan orang itu, dan Allah mengenalkan nikmatnya dan diapun mengenali ni'matnya, Allah berkata : "Apa yang kamu lakukan dengan nikmatmu itu?" orang itu berkata :"aku mempelajari ilmu dan mengajarkannya dan aku membaca al-qur'an itu semua kulakukan demiMu, Allah berkata :"kamu telah bohong!, akan tetapi kamu mempelajari ilmu agar orang2 mengatakan bahwa kamu orang yang berilmu dan kamu membaca al-qur'an supaya orang-orang mengatakan bahwa kamu seorang "qaari" dan kamu telah disebut demikian". Kemudian Allah memberikan perintah untuknya, maka ia diseret di atas wajahnya dan dilemparkan ke neraka.Yang ketiga, seseorang yang dilimpahi Allah harta yang banyak dan dia meng-infak-an semua hartanya itu, Maka didatangkan orang itu, dan Allah mengenalkan nikmatnya dan orang itu pun mengenali ni'matnya, Allah berkata : "Apa yang kamu lakukan dengan nikmatmu itu?" dia berkata :"Tidaklah aku meninggalkan satu jalan yang kamu cintai untuk mengnginfakan harta kecuali aku berinfak pada jalan itu hanya karenaMu. Allah berkata :" kamu telah bohong!, akan tetapi kamu melakukan itu supaya kamu dikatakan sebagai seorang dermawan, dan kamu telah disebut demikian. kemudian Allah memberikan perintah untuknya, maka ia diseret di atas wajahnya dan dilemparkan ke neraka.(HR. Muslim)

Melihat redaksi hadits ini kita jadi tahu, ternyata untuk menumbuhkan niat yang ikhlas atas segala amalan yang kita lakukan ini sangatlah susah, Muawiyah bin abi sofyan saja, Mendengar hadits ini langsung menangis dan pingsan. Nah...dari sinilah kita diperintahkan agar senantiasa "tajdidunniah" memperbaharui...memperbaharui...dan senantiasa memperbaharui niat atas segala amalan yang kita lakukan.Niatkanlah segala amalan kita ini hanya karena Allah! niscaya kita akan mendapat pahala disisiNya, ikhlaskanlah segala amalan kita agar kita mendapat keridhanya.Beramal dengan ikhlas adalah...BUKAN INGIN DI PUJI BUKAN PULA TAKUT DI BENCI, tapi kita beramal hanya untuk mendapat pahala dan keridhan Allah swt. Wallahu a'lam.


Artikel ini telah diambil di sini.

Rasa takut diri ini bila memikirkan jawapan yang akan diberikan kepada Allah jika ditanya kelak. Sesungguhnya saya memohon ampun dariMu Ya Allah terhadap niat-niat yang tidak sepatutnya ada di dalam hati ini dalam menuntut ilmu ini Ya Allah... Ya Allah, lindungilah diri ini dari berniat sesuatu yang bukan kerana Mu... Sesungguhnya keredhaan dariMu adalah Yang Paling UTAMA yang diri ini dambakan...Ameeenn...

Monday 13 December 2010

Membaca, Berfikir, Mengarang, Menaip

Hampir 3 bulan... masih dan masih lagi... membaca, berfikir, mengarang, menaip...
Hinggakan, dalam mimpi pun terfikir bagaimana hendak mengarang, menghubungkan satu idea ke idea yang lain... Bagaimana hendak mengfokuskan penulisan tesis ini agar tidak terkeluar dari tajuk. Dari satu buku teks ke buku teks yang lain saya baca, hanya hendak mencari suatu fakta sebenar tentang mengkategorikan 'scheduling algorithms' dalam dunia embedded systems ini. 5 buah buku teks dan 4 tesis senior telah di belek dan di baca. Semuanya memberikan definisi berbeza, semua memberikan kategori-kategori yang berbeza untuk algorithms tersebut. Hampir 3-4 hari terus membaca, berfikir.. stuck... Fikir dan fikir.. akhirnya, saya cuba mengklasifikasikan algorithms tersebut mengikut mana yang difikirkan lebih munasabah dan kuat pernyataannya tentang pengkategorian itu.

Selain dari masalah yang disebut di atas, terdapat juga masalah tentang kesinambungan cerita dari satu chapter ke chapter yang lain... Komen pertama yang diterima dari draft tiga chapter pertama yang diterima pada bulan November lalu ialah tiada 'story' or 'structure' dalam 3 tajuk tersebut. Ianya seperti 3 individu yang berlainan. Sedangkan, chapter-chapter dalam tesis ini perlu ada hubungkait yang sangat kemas dan cantik. Apabila sesiapa yang membacanya, ianya mudah difahami. Selain itu, jalan cerita yang kemas boleh membuatkan pembaca berminat dengan penulisan kita.

Setelah menerima komen itu, saya terus membaca semula 3 chapter itu semula. Memang betul apa yang diperkatakan. Sebelum ni, tak perasan. Hanya bila supervisor komen atau orang lain baca penulisan kita, baru kita sedar bahawa ada beberapa kesilapan yang kita lakukan tanpa kita sedari. Penggajarannya, menulis tidak boleh syok sendiri. Penulisan kita haruslah cuba dibaca atau dinilai oleh orang lain yang membacanya. Belajar menerima kritikan untuk penambahbaikan diri dalam penulisan. Pada saya, lebih 50% pengajian PhD ini adalah penulisan. Oleh itu, jangan malu dengan kritikan. Be positive...

Hampir 3 minggu berlalu.. saya dengan dunia penulisan ini telah cuba menganalisa semula apa yang telah saya tulis. Banyak juga penambahan yang dilakukan dalam chapter kedua. Hari ini, selepas berjumpa dengan Prof, beliau kata, structure dan story lebih jelas. Tetapi masih ada beberapa perkara lagi yang masih perlu diperbaiki. Antaranya, cuba bezakan antara penyataan atau pendapat yang saya buat dengan pendapat orang lain (literature review). Dari penulisan saya setakat ini, sukar untuk bezakan yang mana pendapat saya, dan yang mana pendapat orang lain. Tanpa ragu, memang saya akui. Saya akan terus berusaha lagi.

Antara cabaran lain penulisan 'literature review' ini adalah cara menghadkannya. Pada pendapat saya, ianya memang suatu perkara yang amat penting. Ingin saya berkongsi dengan pembaca bagaimana abang saya telah menasihatkan saya dalam menghadkan penulisan kita supaya tidak 'lari' dari tajuk. Beliau memberi contoh tentang kajian kelapa sawit. Bila kita sebut tentang kajian kelapa sawit, terlalu banyak perkara yang boleh dibuat kajian. Adakah kajian kita berkaitan akar kelapa sawit? atau Daunnya? atau bijinya? atau minyaknya? Jika minyak jawapanhya, masih lagi luas, adakah kajian kita tentang khasiat minyak kelapa sawit dalam masakan? atau perubatan? atau kulit? atau pelbagai lagi. Jadi, scope dan limitation adalah penting. Beliau mengingatkan saya supaya saya sentiasa fokus kepada limitation yang telah saya kenalpasti semasa membaca dan menulis.

Alhamdulillah.. saya sentiasa bersyukur dengan apa yang telah Engkau berikan Ya Allah... Masih banyak yang perlu dipelajari. Moga Engkau permudahkan urusan penulisan ini. Moga ianyakan jadi suatu tesis dan rujukan kepada para-para pengkaji ilmu 'embedded systems' dan kejuruteraan. Moga ianyakan memberi manfaat buat semua umat Islam.. Ameen...

Friday 3 December 2010

Suatu peringatan..


Damai.. pagi yang damai..
Sinaran sang suria terus menyinar.. menjadi penyeri hati setiap mata yang memandang...
Namun.. sinaran itu tidak cukup untuk meninggikan suhu yang mencecah -9 darjah celcius pagi ini. Tetap sejuk.

Syukur dan terus bersyukur di atas segala nikmat kurniaan Allah.. Matahari yang bersinar.. suasana yang damai... dan yang paling utama, Allah berikan kita satu lagi hari untuk kita hidup. Kehidupan yang perlu dilengkapi dengan beribadat kepadaNya. Meminta ampun dariNya. Kehidupan yanng terus memberi kita nikmat untuk bersama dengan ibu, suami, anak-anak, sanak saudara dan rakan-rakan tersayang.
Kehidupan yang mengizinkan kita untuk menuntut ilmu, menghantar anak-anak ke sekolah, berkongsi cerita dengan anak-anak dan suami, memasak dan pelbagai lagi urusan-urusan duniawi. Alhamdulillah...atas segala nikmat yang telah diberikan..

Hampir tiga tahun berada diperantauan, masa berlalu dengan amat pantas. Kesibukan dengan urusan belajar, anak-anak dan kerja menjadikan diri ini leka dan tidak menyedari tahun 2008, 2009 telah pun lama berlalu, dan kini 2010 juga telah hampir sampai kepenghujungnya...
Hampir tiga tahun diperantauan bermakna hampir tiga tahun kami sekeluarga tidak pulang ke Malaysia. Hampir tiga tahun kami tidak berjumpa sanak saudara... Yang 'baby' dulu pasti sudah petah bercakap dan berjalan. Yang bujang dahulu, ramai yang telah berkahwin. Yang baru berkahwin dulu, pasti telah menimang cahaya mata.
Terlalu banyak peristiwa yang berlaku di Malaysia yang kami tidak dapat turut serta. Hanya ucapan tahniah yang dapat diutuskan melalui mesej-mesej di facebook.

Pelbagai peristiwa suka dan duka berlaku dalam tiga tahun ini. Satu demi satu khabar disampaikan oleh ibu, ibu mertua, bapa mertua, kakak dan abang-abang yang berada di Malaysia. Begitu juga dengan kami di sini. Khabar gembira yang kami terima pasti akan disusuli dengan ucapan Alhamdulillah dan ucapan tahniah. Sebaliknya jika khabar duka yang disampaikan, Innalillah hiwainna ilaihiraa ji'un diucapkan dan hati kami terus disentap dengan perasaan sayu dan sedih. Rasa ingin terus terbang pulang ke tanahair.

Tahun 2008, tahun pertama kami berada di sini. Pastinya ingatan terhadap sanak saudara masih lagi subur. Sebelum kami berangkat ke sini, sempat saya dan suami bertemu dengan insan-insan yang tersayang yang agak uzur seperti atok-atok dan nenek-nenek. Di dalam hati tertanya-tanya adakah kami akan berpeluang berjumpa lagi denga mereka. Hati ini memang merasa hiba apabila merenung wajah mereka dan apabila bersalaman memohon ampun dan maaf. Ajal maut semua urusan Allah. Boleh jadi kami yang pergi dahulu, dan boleh jadi sebaliknya. Hanya cekal di dalam hati berbisik, InsyaAllah kami akan berjumpa kembali. Setelah lima bulan kami berada diperantauan, kami telah mendapat berita dari ibu (mertua) tentang kematian atok (ayah kepada ibu mertua), Allahyarham Haji Othman. Hati kami merasa sayu... dan kami juga redha di atas pemergiannya.. Inilah berita pertama yang menyedihkan hati kami semenjak kami menjejakkan kaki ke sini. Moga rohnya ditempatkan didalam golongan orang-orang yang soleh. Al-Fatihah.

Seterusnya, pada tahun 2009, dalam bulan Sya'ban, kami telah diberitahu oleh kakak, salah seorang bapa saudara (adik kepada ibu) telah dimasukkan ke hospital kerana denggi. Pada masa itu, ibu berada di UK menemani kami sekeluarga selama 6 bulan. Keesokan paginya (subuh di sini) saya telah menelefon isteri bapa saudara untuk menanyakan khabar bapa saudara tersebut. Kira-kira 12 tgh hari waktu di Malaysia. Hari itu merupakan hari pertama puasa (1 Ramadan). Namun, kami telah diberitakan bahawa bapa saudara kami itu telah tiada. Ianya berlalu dengan agak pantas dan ini menambahkan kesayuan di hati kami terutama ibu. Bapa saudara tersebut amat manja dengan ibu. Ibu pernah sekali bercakap menerusi telefon dengannya sebelum beliau sakit. Beliau sempat memberitahu ibu agar cepat-cepat balik ke Malaysia. Agaknya ada perasaan rindu dihatinya terhadap ibu. Ibu sedih, kami juga turut sedih dan simpati. Sama-sama kita sedekahkan Al-Fatihah kepada roh Allahyarham Haji Mahbob bin Haji Ikhwan.

2 November 2010, kakak yang sedang berada di Mekah, telah menghubungi dan memaklumkan salah seorang bapa saudara kami telah meninggal dunia. Adik bongsu kepada arwah abah ini merupakan bapa saudara yang rapat dengan keluarga kami. Sebelum saya berangkat ke UK, beliau telah datang ke rumah untuk melawat kami sekeluarga. Masih teringat kenangan itu. Bagi kami adik beradik, setelah pemergian arwah abah, dengan bapa saudaralah tempat kami bermanja. Apabila melihat wajah bapa saudara dan ibu saudara dan perwatakan mereka yang hampir serupa dengan arwah abah, sedikit sebanyak terubat kerinduan. Namun, Allah lebih menyayangi mereka.

Alfatihah buat Allahyarham Haji Ahmad @ Salleh bin Haji Abdul Manan (Ayah tersayang), tarikh meninggal : 28 Julai 2000.
dan Allahyarham Rahmat bin Haji Abdul Manan

Selang seminggu selepas itu, suami telah mendapat sms dari abah (ayah mertua). Sms itu berbunyi, "Assalammualaikum, Abah nak beritahu, semalam, Pak Ngah meninggal dunia akibat sakit jantung". Innalillahhi wainna ilai raaji'uun...Seorang lagi bapa saudara kami pergi menghadap Ilahi... Hati seperti menangis, terasa mahu segera pulang ke Malaysia menziarahi mereka-mereka yang telah 'pergi'. Al-fatihah buat Allahyarham Mohammad bin Dollah.

Update 30 Desember 2010:
Pada 24 Desember 2010, Jumaat, suatu berita sedih sekali lagi kami terima dari Malaysia. Bapa saudara, abang sulung arwah ayah pula telah kembali kerahmatullah... Tidak sampai dua bulan dari tarikh kematian adik bongsunya. Al-Fatihah buat Allahyarham Haji Abdul Hamim bin Haji Abdul Manan. Moga roh beliau ditempatkan di dalam golongan orang-orang yang beriman.... Ameenn

Ya Allah ampunkanlah dosa mereka dan tempat mereka dikalangan golongan orang-orang yang soleh. Ameen...

Berikut antara video youtube berkaitan dengan detik-detik kematian.. Moga kitakan mati dalam Husnul Khatimah...

1) Semasa sedang memberi ceramah..



2) Sedang sujud



Al-Hafiz Al-Hakami dalam sebuah syairnya, mengatakan :

Ingatlah kematian dan peristiwa-peristiwa terjadi selepas itu;
tidak seorang pun yang dapat melepaskan diri daripadanya.
Kematian merupakan penentuan segalanya;
segala sesuatu menjadi jelas akibatnya.
Kubur boleh menjadi sebuah taman syurga;
dan boleh pula menjadi lubang neraka.
Jika ia baik, maka setelahnya itu
adalah kenikmatan yang tiada bandingannya.
Jika ia jahat, maka setelahnya itu;
adalah kesengsaraan jauh lebih dahsyat.
Demi Allah, sekiranya kau tahu apa yang berlaku selepas itu;
tentulah kau tidak akan tertawa malah banyak menangis.


Saksikan video Sakaratulmaut.. yang pastinya kita pernah dengar dan tonton sebelum ini.. Moga ianya menjadi peringatan kepada kita semua tentang bakal tibanya DETIK itu...